Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengapresiasi komitmen PT Djarum dalam mendukung program pemerintah menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
Ia menyebut kolaborasi seperti RSLH menjadi contoh ideal kemitraan pemerintah dan swasta.
“Tujuannya jelas, agar kemiskinan menurun dan masyarakat makin sejahtera,” ucapnya.
Selain rumah layak huni, PT Djarum juga menjalankan Program Sanitasi Terpadu Djarum sejak 2024 sebagai langkah pelengkap dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dan mencegah stunting.
Program ini telah membangun 2.103 unit sanitasi aman dan sambungan PDAM di tiga kabupaten: 1.444 di Kudus, 366 di Temanggung, dan 293 di Wonogiri.
Achmad Budiharto, GM Community Development PT Djarum, menekankan pentingnya kesinambungan antara hunian, sanitasi, dan gaya hidup sehat.
“Rumah yang layak harus diiringi dengan lingkungan yang bersih. Kami ingin masyarakat tidak hanya punya tempat tinggal nyaman, tapi juga hidup di lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Maruarar juga menegaskan bahwa pembangunan perumahan rakyat harus melibatkan berbagai pihak.
Menurutnya, peran sektor swasta seperti PT Djarum menjadi pelengkap penting dalam mempercepat capaian target hunian layak nasional.
Usai meninjau program RSLH, Maruarar menghadiri sosialisasi Kredit Multiguna Usaha MerDeKa (KMU MerDeKa) yang digagas BCA, sebagai fasilitas pembiayaan bagi pelaku UMKM di sektor perumahan, konstruksi, dan material bangunan.
Kunjungan kerja diakhiri dengan lawatan ke SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, sekolah mitra Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Maruarar meninjau program pendidikan vokasi berbasis industri kreatif yang telah menjadi model pembelajaran inovatif di Jawa Tengah. (Trq)