pantura

Sukses Story, Muthmainah Sulap Limbah Kayu Jati Menjadi Mebel Berharga Tinggi

Selasa, 17 Oktober 2023 | 09:55 WIB
Pemilik perusahaan mebel CV Karya Limbah, Muthmainah dengan salah satu produk kerajinan bathtub (bak mmandi) dari limbah kayu jati yang kini banyak digemari konsumen. Produk membel CV Karya Limbah kin


Krjogja.com, JEPARA - "Di mana ada kemauan, Gusti Allah akan memberikan jalan kesuksesan," demikian prinsip hidup Muthmainah (45) warga Desa Mulyoharjo RT.05-RW.04 Kecamatan Kota Kabupaten Jepara.

Sejalan dengan ketekunan dan kerja kerasnya dalam berusaha, maka sangatlah pantas kalau Muthmainah kini mulai memetik hasilnya.

Muthmainah berhak menyandang status sebagai pengusaha sukses atas jerih payahnya menekuni usaha kerajinan mebel khas "Kota Ukir" Jepara yang telah dilakoninya selama kurang lebih 15 tahun.

Sukses Muthmainah memang tidak datang secara tiba- tiba, tetapi penuh perjuangan setelah ia bercerai dengan suami dan harus menghidupi tiga anak laki-lakinya.

Ia harus memutar otak dengan mencoba membuka usaha kerajinan mebel yang sudah puluhan tahun menjadi nafas kehidupan masyarakat Jepara.

Mengaku hanya bermodal awal Rp3,5 juta di saat memulai usahanya tahun 2008, kini omzet hasil produksinya telah mencapai miliaran rupiah.

Baca Juga: Kisah Sukses Klaster Usaha Binaan BRI, Kerajinan Rajut Berkah Jaya Tidu Terus Berkarya Menginspirasi Wanita

Muthmainah mengaku, dari modal awal yang hanya beberapa juta itu, tidak hanya digunakan membeli bahan baku kayu, tetapi juga untuk pembelian alat gergaji mesin circle (baca: serkel) Rp1,6 juta dan kompresor second atau setengah pakai Rp300 ribu.

Praktis tinggal sisa Rp1,6 juta dipakai untuk modal bahan baku dan keperluan lainnya.

"Saya memulai usaha sekitar tahun 2008, dengan membuat meja dan kursi. Satu dua barang yang sudah jadi saya jual eceran," ungkapnya, Senin (16/10).

Bahan baku kayu jati untuk meja kursi bukan berasal dari material istimewa, namun dari limbah kayu jati sisa pembuatan kerajinan mebel ukir pada sejumlah perusahaan besar di Jepara.

"Dengan terbatasnya modal, saya harus pintar- pintar memutar akal agar usaha bisa berjalan," ujarnya.

Menurutnya, di awal usahanya itu bahan baku limbah jati masih tergolong murah, satu colt pikup masih kisaran Rp300 ribu.

Pembuatan meja kursi saya tangani sendiri selama dua tahun hingga 2010, dan pembelinya orang yang kebetulan lewat di depan rumah di kawasan industri patung ukir Desa Mulyoharjo Kota Jepara.

Namun siapa sangka, usahanya secara perlahan tapi pasti mengalami kemajuan. Penjualan meja kursi makan dan meja kursi teras rumah, tak lagi menunggu pembeli lewat.

Muthmainah pun mulai melengkapi izin usaha dengan mendirikan CV Karya Limbah. Hasil karya usahanya secara perlahan semakin dikenal orang meski masih dalam lingkup lokal Jepara.

Rentang waktu lima tahun berikutnya konsumen yang membutuhkan meja kursi makan, serta meja kursi teras mulai berdatangan ke rumah.

Bahkan rentang mulai tahun 2010 hingga 2015 perkembangannya lumayan bagus. CV Karya Limbah mulai menerima order dari sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Bali, Lombok dan Temanggung (Jawa Tengah).

Bahkan selama enam tahun terakhir perusahaannya telah mengekspor mebel ke Malaysia dan India, meski jumlahnya masih terbatas.

"Dari modal awal yang hanya Rp3,5 juta, kini perputaran modal perusahaan kami telah mencapai Rp2 miliar," terang ibu tiga anak laki- laki yang kini telah berusia 16 tahun, 18 tahun dan 23 tahun.

Saat ini, perusahaan CV Karya Limbah memiliki delapan tenaga kerja. Jenis usaha produksinya pun tak hanya meja kursi makan dan meja kursi teras, tetapi juga memproduksi kursi dan meja bar, serta bathtub (bak mandi) dari bahan limbah kayu jati.

Bathtub dari bahan limbah kayu jati ini pun terlihat lebih unik, dan mengkilap dengan lapisan resin.

Resin adalah bahan alami berupa cairan dari getah pohon yang kental dan dapat mengeras, merupakan salah satu material untuk perekat dan membuat lapisan kayu menjadi mengkilap.

Selama ini, masyarakat lebih mengenal bathtub terbuat dari fiberglass, porselin dan baja, akrilik, cast iron, material berpermukaan padat, marmer, keramik, batu, dan cast Polymer.

Ternyata, bathtub dengan bahan baku kayu jati mampu menarik perhatian dan minat dari para konsumen.

Baca Juga: Ganjar Pranowo di Rumah Butet, Sebelum Janur Melengkung Semua Bisa Terjadi

Bos CV Karya Limbah, Muthmainah menjual bathtub yang berbahan limbah kayu jati seharga Rp8,5 juta dengan panjang 1,7 meter dan lebar 70 centimeter. Sedang bathtub dengan ukuran 1,9 meter dan lebar 1 meter dibandrol dengan harga Rp9 juta.

Adapun kerajinan lain yaitu satu set (empat buah) kursi dan satu meja makan dijual seharga Rp1,6 juta. Untuk satu set dengan enam kursi dipatok harga Rp2,6 juta.

Harga tersebut tak jauh berbeda dengan harga meja kursi teras dan bar, tergantung jumlah set kursi yang diinginkan konsumen.

Di Jepara, saat ini terdapat ratusan perusahaan mebel dan kerajinan ukir, mulai skala besar hingga kecil.  

Perusahaan mebel dan ukir telah memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah Kabupaten Jepara, di samping berkontribusi dalam penyerapan tenaga keja.

Perhatian Pemerintah Kabupaten Jepara terhadap perkembangan ukir cukup besar.

Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jepara tahun 2023- 2043, memberi keistimewaan khusus kepada industri mebel. Pelaku usaha industri ini dibebaskan memilih lokasi di wilayah mana pun untuk menjalankan usahanya.--(Trq)--

 

Tags

Terkini

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB

Dipercepat, Pembebasan Tanaman Semusim di Kendeng

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:00 WIB

Curanmor Paling Dominan Jadi Tindak Kriminal di Blora

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:30 WIB

Pelatihan Jinakan AI Agar UMKM Melek Teknologi

Rabu, 3 Desember 2025 | 15:10 WIB