Krjogja.com - KUDUS- Dalam era pembangunan yang semakin kompleks, kolaborasi antar berbagai elemen masyarakat menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Konsep Pentahelix yang melibatkan lima elemen utama, yakni pemerintah, akademisi, bisnis, masyarakat, dan media, menjadi fondasi penting dalam pengembangan Kabupaten Kudus.
Pentahelix merupakan pendekatan kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai stakeholder dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Kolaborasi antar sektor ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi, menangani masalah sosial seperti stunting, serta meningkatkan kesiapsiagaan bencana di daerah ini.
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Dr Muhammad Hasan Chabibie ST MSi menjelaskan, sinergi antara berbagai pihak penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan implementasi yang efektif. “Dengan melibatkan semua elemen, kita bisa menghadapi tantangan secara lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Baca Juga: FADSAN Ajak Ayah dan Anak Makin Solid dengan Outfit Couple Modern
Pemkab Kudus berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan mempercepat pengembangan infrastruktur dan mempermudah proses izin usaha. Berbagai kebijakan telah diluncurkan untuk menarik investasi, termasuk penyederhanaan regulasi dan perbaikan sistem pelayanan publik, serta menciptakan lapangan kerja baru.
Digulirkan pula program untuk menekan inflasi dan menjaga kestabilan harga bahan pokok dengan berkoordinasi bersama sektor pertanian dan perdagangan. "Kami bekerjasama dengan dinas terkait untuk memastikan distribusi barang dan komoditas berjalan lancar, serta menjaga kestabilan harga di pasar," kata Hasan Chabibie.
Sebagai daerah rawan bencana, Pemkab Kudus juga terus memperkuat sistem peringatan dini, pelatihan mitigasi bencana, serta pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap bencana.
Baca Juga: Garda Pemuda NasDem DIY Siapkan Program Kerja Berbasis Kebudayaan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Mundir menyatakan aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait potensi dan penanggulangan bencana. Salah satunya dengan menggandeng media massa untuk penyebaran informasi agar berjalan efektif.
“Media berperan penting dalam sosialisasi langkah-langkah mitigasi bencana, serta kampanye kesiapsiagaan kepada masyarakat. Melalui media, penyebaran informasi menjadi lebih cepat, akurat dan menjangkau lrbih banyak orang,” jelasnya.
Media akan berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait prakiraan cuaca, kesiapsiagaan bencana, serta langkah-langkah yang perlu diambil sebelum, selama, dan setelah terjadi bencana. Selain itu, media juga akan menjadi mitra strategis dalam kampanye kesadaran, kegiatan pelatihan dan simulasi bencana yang dipublikasikan melalui kanal-kanal media.
Kerja sama yang dilakukan tidak hanya melibatkan media massa, tetapi juga dengan berbagai elemen penting lainnya, seperti pemerintah daerah, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha. Melalui konsep Pentahelix yang mengutamakan kerjasama lintas sektor, diharapkan dapat memberikan dampak lebih luas dalam menciptakan masyarakat yang tangguh bencana.
Baca Juga: Garda Pemuda NasDem DIY Siapkan Program Kerja Berbasis Kebudayaan
Pemkab Kudus juga mengadopsi pendekatan Pentahelix untuk mempercepat penanganan stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di Kota Kudus. Stunting, merupakan kondisi pertumbuhan fisik yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, telah menginisiasi program-program inovatif untuk menangani stunting.
Salah satu langkah yang diambil yaitu melakukan pemetaan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi. Setelah pemetaan dilakukan, pemerintah melibatkan akademisi dari Universitas Muria Kudus (UMK) untuk melakukan penelitian dan memberikan rekomendasi berdasarkan data yang ada. Riset ini mencakup analisis faktor penyebab stunting, yang meliputi gizi, kesehatan ibu, dan pendidikan.