“Kami percaya Tuhan memberi talenta dan kekuatan. Tekanan makin berat, tapi kami tidak mau menyerah."
"Saya terus menyemangati teman-teman,” ujar kapten Papua, Putry Angely Ragesti Radongkir.
Kegagalan All Stars Yogyakarta semakin terasa menyakitkan karena mereka sempat mengimbangi permainan Papua sepanjang babak pertama.
Bahkan, sejumlah peluang sempat diciptakan lewat kerja sama Ratu Aisha dan winger Rona Mulia Birul Walidayni.
Namun, lini depan tampak kehilangan ketajaman dan kreativitas di zona akhir.
Kepercayaan diri Papua makin membesar seiring berjalannya laga.
Aksi individu dari trio striker – Kesya, Jeane, dan Kristian – membuat barisan belakang Yogyakarta kocar-kacir.
Kiper Icha Gizela Anggraini berjuang sendirian menyelamatkan sejumlah peluang, namun tak kuasa menghadang badai serangan di penghujung babak kedua.
Kristian Tareo Bapan, striker fenomenal jebolan kompetisi MilkLife Soccer Challenge, tampil menggila.
Gol ketiganya menunjukkan keunggulan stamina dan teknik individu saat ia memenangi duel sprint dengan gelandang Yogyakarta dan menaklukkan kiper dari jarak dekat.
“Saya hanya menjalankan tugas. Semua berkat kerja sama tim,” ucap Kristian dalam sesi konferensi pers.
Sementara itu, rasa kecewa mendalam tampak di wajah para pemain Yogyakarta.
Kapten Ratu Aisha mengaku timnya telah memberikan segalanya.
“Kami sudah bermain maksimal, tapi memang harus diakui Papua bermain lebih keren, lebih siap, terutama secara fisik. Saya minta teman-teman tetap semangat, jangan menyerah,” katanya usai laga.
Assistant Coach Papua, Touskha Oktafia Iba, menilai penampilan timnya sebagai buah dari kedisiplinan dan evaluasi matang.