Krjogja.com- KUDUS- Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri perdana yang digelar di Kota Kudus resmi dibuka dengan penuh kemeriahan pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Seremoni pembukaan berlangsung megah di Djarum Arena Kaliputu dan Alun-alun Simpang Tujuh, menandai tonggak sejarah baru bagi olahraga bela diri di Tanah Air.
Ketua KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman mengungkapkan pentingnya cabang olahraga bela diri bagi prestasi Indonesia di kancah internasional.
“Sebanyak 30 persen medali yang diraih Indonesia berasal dari cabang olahraga bela diri,” ujarnya dalam sambutan yang disampaikan di Djarum Arena Kaliputu.
Pembukaan PON Bela Diri ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga memamerkan kekayaan budaya lokal.
Atraksi silat dari pesilat internasional Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman menyihir ribuan penonton dengan perpaduan seni, ketangkasan, dan filosofi mendalam seni bela diri tradisional.
Sebanyak 2.645 atlet dari 38 provinsi hadir membawa semangat bertanding di sepuluh cabang bela diri yang dipertandingkan, mulai dari Karate, Pencak Silat, Taekwondo, hingga Shorinji Kempo.
Mereka berlomba memperebutkan medali dan predikat juara di ajang yang digelar selama 12-26 Oktober 2025.
Rangkaian pembukaan dimulai dengan upacara resmi di Djarum Arena, lalu berlanjut defile atlet menuju Alun-alun Simpang Tujuh.
Di sana, para atlet dan masyarakat disuguhi Tari Kretek, tarian tradisional khas Kudus, yang menambah semarak suasana dan mempererat ikatan budaya dengan olahraga.
Ketua Panitia PON Bela Diri, Ryan Gozali, menyampaikan apresiasi atas antusiasme tinggi dari seluruh kontingen dan masyarakat.
“Kami ingin pesta pembukaan ini tidak hanya menghibur, tapi juga menjadi motivasi bagi para atlet untuk memberikan performa terbaik,” katanya.
Suasana semakin meriah dengan pertunjukan bela diri langsung yang memukau serta kembang api spektakuler menghiasi langit pusat Kota Kudus.
Musik tradisional dan modern berpadu, menghidupkan momen pembukaan yang penuh energi dan kebersamaan.