Sepanjang tahun ini Polres Blora juga mengklaim telah membenahi ruang pelayanan, meningkatkan kapasitas personel, menambah barcode pengaduan, serta memperkuat pengamanan internal.
Meski demikian, publik masih mempertanyakan apakah pembenahan tersebut benar-benar diikuti dengan pengawasan internal yang efektif untuk mencegah penyimpangan dan memastikan layanan bebas pungli.
Baca Juga: Per Rabu 10 Desember 2025: Korban Banjir Sumatera 969 Orang Meninggal, 254 Hilang
Di sisi lain, Polres mencatat penurunan kecelakaan lalu lintas dari 520 kejadian pada 2024 menjadi 473 pada 2025. Penurunan ini patut diapresiasi tetapi angka tersebut tetap tinggi dan menunjukkan bahwa pelanggaran lalu lintas masih masif.
Edukasi memang dilakukan, namun penataan rekayasa lalu lintas dan penindakan tegas terhadap pelanggaran berat masih belum menjadi tumpuan.
Patroli skala besar, optimalisasi Bhabinkamtibmas, serta peningkatan peran masyarakat seperti Satkamling dan pembinaan Satpam menjadi strategi yang terus digiatkan. Namun keterbatasan personel serta sarana prasarana menjadi tantangan permanen yang diakui Kapolres Blora.
Hal serupa terjadi dalam penanganan bencana; pasukan Siaga Bhayangkara dan sinergi dengan BPBD, serta relawan memang disiapkan, tetapi sistem mitigasi bencana terpadu masih belum terbangun di daerah yang rawan banjir, longsor, hingga insiden minyak tradisional.
Baca Juga: Tetap Tenang, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem
Ragam forum dialog seperti "Ngopi Bareng Forkopimda" dan "Jumat Curhat" terus digelar. Namun efektivitasnya bergantung pada respons nyata terhadap aduan masyarakat, bukan sekadar menjadi agenda seremonial.
Kapolres Blora bahkan secara terbuka mengakui problem mendasar berupa rasio polisi - masyarakat yang jauh dari ideal, keterbatasan sarpras, serta meningkatnya kerentanan masyarakat terhadap provokasi digital, terutama yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.(*)