Selain itu, ujar Hendri, kenaikan elektabilitas Ridwan Kamil turut dipicu aktivitas politiknya yang relatif tak berdinamika.
"Kalau Kang Emil nggak ada satu hal yang bersifat menyerang dan mendelegitimasi dia," ujarnya.
Menurut Hendri, tingkat elektabilitas dan popularitas kandidat capres 2024 dari kalangan kepala daerah punya fenomena yang hampir serupa. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya dengan prestasi dan kinerja.
"Kalau kepala daerah yang elektabilitasnya relatif stabil ini karena program yang sudah dilakukan, tapi ini masih lama waktunya. Memang dibutuhkan menjaga, agar mereka punya ruang pemberitaan positif. Karena kalau negatif, popularitas tidak ekuivalen dengan elektabilitas. Ada kan yang dikenal, tapi tidak disukai dan dipilih, termasuk menjaga prestasi," tutur Hendri.
Sebagai catatan, salah satu contoh kebijakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang heboh menggebrak publik dan dinilai solutif di tengah pandemi ini, yaitu gagasannya mengenai program Apartemen Ayam 4.0 yang dilengkapi teknologi super canggih.
Program tersebut ditujukan untuk mengurangi pengangguran, membangun kemandirian ekonomi dan menjaga ketahanan pangan.
Apartemen Ayam dibangun dengan teknologi canggih, dimana makanan, minuman dan kotoran ayam diatur serba mekanis, dikontrol via handphone dengan internet of things (IOT).
"Sesuai semangat zaman baru yang harus melek teknologi," kata Ridwan Kamil.
Mekanisme yang canggih tersebut membuat peternakan yang dikembangkan warga ini terlihat bersih dan tak menimbulkan bau. Kotoran ayam dari Apartemen Ayam ini langsung difermentasi, sehingga menghasilkan nilai ekonomi.
Menurutnya, membangun Apartemen Ayam membutuhkan lahan yang tidak terlalu besar. "Lahan kecil 100 m untuk 5.000 ayam potong, dengan struktur 5 lantai. Modal 148 juta, per bulan penghasilan Rp 10 juta-Rp 20 juta," jelasnya. (Cdr)