Krjogja.com - YOGYA - Keberadaan Posyandu sangat penting dalam menciptakan kemandirian kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan dari dan untuk masyarakat yang prima menjadi kunci keberhasilan setiap agenda kegiatannya. Untuk menciptakan itu, perlu adanya inovasi dan sentuhan teknologi di dalamnya.
Hal ini yang dilakukan Dosen dan mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, yang mana dalam hal ini memperoleh hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tahun pendanaan 2023. Dalam tim ini tergabung Ketua Pengabdi Nur Khasanah, anggota pengabdi Herliana Riska dan Nurhadi Wijaya, berikut mahasiswa UNRIYO yang terlibat.
Kegiatan dilakukan pada pada tanggal 1 dan 18 Juli, serta tanggal 1, 5 dan 12 Agustus 2023. Dengan tema ‘Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Upaya Menuju Zero Case Stunting Kota Yogyakarta Melalui Digitalisasi dan Capacity Building Berbasis Creative Health’ tim berhasil menyatukan langkah antar pemangku kepentingan sehingga terbentuk kerjasama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kelurahan Pandeyan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Nur Khasanah mengatakan kader posyandu memiliki peran strategis dan sangat krusial dalam mengatasi berbagai permasalahan, salah satunya stunting. Para kader telah melakukan upaya pemantauan tumbuh kembang balita, penyuluhan maupun penyediaan PMT hingga turut serta melakukan pencegahan baik merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan.
Namun itu saja ternyata belum cukup. Masih ada beberapa tantangan ataupun kendala yang dirasakan oleh para kader Posyandu untuk mewujudkan itu semua.
"Diantaranya belum adanya dasar acuan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan di meja 4 Posyandu, serta beberapa pencatatan kesehatan keluarga berisiko stunting masih konvensional seperti pencatatan ASI Eksklusif. Selain itu juga imunisasi dan riwayat IMD serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader dalam memvariasikan PMT yang cenderung masih monoton,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdi mengambil langkah inovatif dengan memadukan digitalisasi dan capacity building berbasis creative health. Pelatihan intensif diberikan kepada para kader mengenai penggunaan teknologi informasi, aplikasi pencatat data-data balita, jenis-jenis imunisasi, pencatatan data pemberian ASI serta strategi kreatif dalam penyampaian pesan-pesan penting kepada masyarakat.
Penggunaan teknologi digital menjadi langkah terobosan yang signifikan. Para kader dilatih dalam pemanfaatan aplikasi pendataan berbasis website dimana pada portal tersebut juga terdapat materi-materi edukasi berupa tulisan, gambar dan video yang bertujuan memudahkan para kader, ibu hamil dan balita dalam melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara akurat.
“Selain itu, strategi creative health diterapkan dalam merancang kampanye kesehatan mencegah stunting dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan seperti penanaman sayur-sayuran sehat oleh para kader Posyandu dan peternakan ikan lele sebagai salah satu sumber gizi untuk mencegah stunting,” imbuhnya.
Pelatihan pembuatan PMT berupa fingerbites, makanan sehat sebagai pendamping ASI juga dilakukan pada pengabdian ini. Pelatihan pembuatan abon ikan lele dan pembuatan makanan pendamping sushi khas Indonesia juga dilakukan dengan menghadirkan narasumber Agus Setiyoko yang merupakan Dosen dan Praktisi Teknik Pangan dari UMBY
Selain itu pelatihan pembuatan healthly pizza dengan topping sayuran tinggi zat besi dan kaya akan vitamin serta protein hewani dari olahan daging merah diberikan oleh Nur Khasanah yang merupakan Ketua pengabdi dari UNRIYO.
Implementasi dari pelatihan tersebut dilakukan pembagian pizza yang dibuat oleh para kader posyandu kepada para balita dan orangtuanya pada saat kegiatan Posyandu sekaligus Edukasi Gizi Balita dan Parenting Class Berbasis Gender Partnership.
Lurah Pandeyan Umbulharjo, Sugiyanto menyambut baik langkah-langkah inovatif ini. Ia berharap agar kolaborasi antara pemerintah daerah, DPRD, tenaga kesehatan, akademisi dan masyarakat dapat terus berlanjut untuk mencapai target zero case stunting di Pandeyan dan seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Ketua DPRD Komisi B Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro memberikan apresiasi kepada tim pengabdi dari UNRIYO atas upaya nyata dalam memberdayakan kader posyandu serta menciptakan terobosan kreatif dalam mengatasi permasalahan stunting.