Krjogja.com - YOGYA - Kemampuan wirausaha bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi salah satu alternatif solusi untuk menjamin ketersediaan pekerjaan ketika pulang ke tanah air.
Untuk itulah, bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Pulau Pinang Malaysia, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UAD yang terdiri Prof Dr Nurkhasanah MSi, Dr Sunarti SKM dan apt Warsi MSc mengadakan pelatihan motivasi di Sekretariat PRIM Pulau Pinang Malaysia.
"Sebagai upaya memberikan ketrampilan kepada PMI guna bekal mereka ketika kembali ke Indonesia," tutur Prof Nurkhasanah, Sabtu (28/10/2023).
Baca Juga: Mahasiswa dan Pelajar di Yogya Gelar Deklarasi Suara Pemuda Untuk Indonesia Emas 2045
Dikatakan, kegiatan pelatihan diawali motivasi berwirausaha. Pasalnya, Islam mengajarkan bahwa wirausaha merupakan salah satu mata pencaharian yang paling baik menurut Rasulullah SAW.
"Motivasi kuat dari dalam diri dan dikuatkan dengan semangat ibadah diharapkan menjadi landasan kuat bagi PMI untuk memulai wirausaha," katanya.
Pada pelatihan ini juga diberikan pengetahuan untuk menyusun studi kelayakan usaha sederhana. Analisis keuangan sebagai ilustrasi usaha dan contoh sukses membangun juga diberikan kepada peserta.
Baca Juga: Gisel dan Melanie Putri Lari di Sumbu Filosofi, Dwi Astuti Dapat Grandprize Sutera Toyota Voxy
Pelatihan juga dilengkapi juga dengan praktik pembuatan susu kedelai dengan variasi rasa gula aren dan jahe. Kesan positif dan antusias peserta sangat terlihat. Karena selain mengusung wirausaha halal, pelatihan wirausaha dengan model wirausaha susu kedelai ini juga mengusung konsep zero waste.
Sisa pembuatan susu kedelai (berupa ampas) dapat dimanfaatkan menjadi produk lain, berupa tempe gembus. Tempe gembus ini juga merupakan menu makanan khas Indonesia yang sangat digemari masyarakat.
Baca Juga: Perpusnas Luncurkan Penguatan Literasi Keluarga Berbasis Mobile
Sebagaimana diketahui, PMI di Malaysia saat ini sangat besar. Berdasar data Bank Indonesia, terdapat 1,6 juta PMI procedural. Jika jumlah PMI nonprocedural juga ditambahkan, maka terdapat lebih dari 2 juta PMI di Malaysia.
Tingginya jumlah PMI di Malaysia disebabkan kultur dan budaya Malaysia yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Karena kesamaan etnik sebagian besar warga Malaysia dengan masyarakat Indonesia. Namun demikian, tingginya jumlah ini juga menimbulkan banyak permasalahan.
Banyak di antara PMI yang takut pulang karena takut tidak mendapat pekerjaan ketika pulang ke Indonesia. Sebagian PMI berdiam dan mencari nafkah serta bekerja sehingga lanjut usia di Malaysia.