Picu Kelahiran Prematur, Stres pada Ibu Hamil Harus Dicegah

Photo Author
- Senin, 18 Desember 2023 | 05:10 WIB
 Pengabdian dosen Stikes Akbidyo di Kalurahan Panggungharjo.  (istimewa)
Pengabdian dosen Stikes Akbidyo di Kalurahan Panggungharjo. (istimewa)


Krjogja.com, BANTUL - Stres pada ibu hamil harus dicegah, karena bisa menjadi pemicu kelahiran prematur dan juga dapat menyebabkan kasus melahirkan bayi dengan berat tidak ideal.

"Banyak penelitian yang memperlihatkan hal tersebut," kata dosen Stikes Akbidyo, Istri Bartini SSiT MPH pada program Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus praktik kerja lapangan bersama kader kesehatan di Kalurahan Panggungharjo Sewon Bantul, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga: Raffi Ahmad Bikin Resort di Gunungkidul, Rans Nusantara Bakal Permanen di Jogja?

Program pengabdian kepada masyarakat tersebut fokus pada dua bahasan, yakni kesehatan mental pada ibu hamil dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) serta kesehatan mental pada lansia. Tim dosen Stikes Akbidyo lain yang mendukung kegiatan tersebut, yaitu Kiki Kurnia Pratiwi SPsi Msi, Tri Ariyani SSiT MM dan Pri Hastuti SSiT MKeb sebagai koordinator.

Kegiatan dibuka oleh Kasi Sosial Kalurahan Panggungharjo Hosni Bimo AMD dan diikuti 60 kader kesehatan dari 14 dusun di Kalurahan Panggungharjo.

Baca Juga: KPU Sukoharjo Segera Rakit 12.689 Kotak Suara Pemilu 2024

Menurut Istri, kader kesehatan memiliki posisi yang sangat penting. Mereka perlu dibekali kajian dan tahu tentang gejala ibu hamil yang stres serta penangannya. Selain kader, support system perlu dilakukan pula oleh keluarga, orang-orang terdekat maupun masyarakat.

"Maka gejalanya perlu diwaspadai agar tidak berlanjut dan berdampak pada kehamilan," ujarnya.

Baca Juga: Mahfud MD Minta Bawaslu dan KPK Segera Selidiki Transaksi Mencurigakan Dana Penggalangan Suara

Sementara itu, Pri Hastuti menjelaskan tentang pentingnya masa lansia yang harus tetap produktif, sehat dan bahagia. Salah satu upaya untuk menjaga lansia tetap sehat adalah PHBS, menjaga pola makan, olahraga sesuai kebutuhan, istirahat, serta cek kesehatan rutin.

"Nah, secara mental lansia juga perlu diberikan support system melalui penguatan secara emosional, dukungan, dan perhatian keluarga agar kualitas hidupnya tetap terjaga," katanya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X