Setelah itu dilakukan sungkěman yakni pengantin memohon doa restu kepada orang tua agar selamat, bahagia, sejahtera dalam menempuh kehidupan berumah tangga. Prosesi kemudian dilanjutkan pahargyan atau resepsi hari pertama di KD Bangsal Sewatama mulai pukul 12.00 WIB.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Cafe Buka 24 Jam di Yogyakarta Buat Nongkrong dan Ngerjain Tugas Cocok Untuk Mahasiswa
Busana yang dikenakan oleh pengantin pada saat Pahargyan hari pertama sama dengan busana panggih yaitu dodot atau kampuh batik motif Indra Widagda Wariga Adi. Pada kesempatan ini para tamu disuguhi dua běksan ‘tari’, yakni Bědhaya Sidamukti dan Bědhaya Kakung Indrawidagda.
Bědhaya Sidamukti Dicipta khusus dalam rangka menyambut pernikahan putra kedua K.G.P.A.A. Paku Alam X. Běksan ini ditarikan oleh tujuh penari putri, mencerminkan dua insan yang berjanji untuk bersatu dalam ikatan perkawinan dengan harapan kelak hidup rukun dan bahagia.
Sidamukti ‘terwujud, tercukupi segalanya dan bahagia’. Bědhaya Kakung Indrawidagda Běksan ini diperagakan oleh tujuh penari putra yang mengisahkan tentang Bathara Indra, seorang tokoh dalam teks Asthabrata versi Pakualaman yang memiliki karakter mengutamakan pentingnya pendidikan bagi keluarga dan masyarakat. Indra Widagda Indra yang pandai. (Fxh)