KRjogja.com - KULONPROGO - Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), PKK, dan berbagai pihak lainnya memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan stunting. Karena mereka yang terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk mengedukasi dan memberi sosialisasi tentang stunting.
"Tanpa kader dan pendamping keluarga, BKKBN tidak ada apa-apanya," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, DR (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) saat Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja di Pedukuhan Watumurah Kalurahan Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, DIY, Minggu (21/1/2024).
Sosialisasi juga menampilkan pembicara Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMKPPKB), Drs Ariadi serta diikuti ratusan peserta dari PKK, Posyandu, Tim Pendamping Keluarga hingga kaum Genre.
Baca Juga: Ini Dia Squad Merah Putih di Indonesia Master 2024
Lebih lanjut Hasto menjelaskan tentang pentingnya mencerdaskan anak sejak masih dalam kandungan hingga usia dua tahun. Pemberian gizi harus optimal supaya anak lahir cerdas dan terhindar dari stunting. Kualitas SDM yang bagus, ditentukan dari asupan gizi sejak anak dalam kandungan.
Menurutnya asupan ASI eksklusif hingga usia bayi enam bulan. Kemudian sempurnakan hingga anak berusia 24 bulan. "Utamanya 80 persen adalah sebelum anak usia dua tahun. Setelah umur dua tahun, asupan tetap harus diberikan. Tapi pertumbuhan akan lebih baik jika asupan gizi dan ASI dioptimalkan sebelum usia dua tahun," jelas dr Hasto.
Upaya lain yang bisa dilakukan mencegah stunting, menjauhkan bayi dari asap rokok. Hal itu penting karena bayi masih dalam masa pertumbuhan, sehingga harus benar-benar terhindar dari asap rokok sejak masih dalam kandungan. Hasto mengingatkan, bahwa sikap toleransi perlu dikembangkan, kalau merokok harus menjauh dari ibu hamil dan anak kecil.
Baca Juga: KontraS: Periode Kedua Jokowi Diwarnai Puluhan Peristiwa Pelanggaran HAM
Sementara Kepala Dinas PMKPPKB Kulonprogo, Drs Ariadi mengungkapkan, upaya pencegahan stunting di Kulonprogo selama kurun waktu 2022-2023 telah berjalan baik sesuai dengan arahan BKKBN RI. Tentang pertumbuhan penduduk juga bagus di angka 2,02 persen.
"Pada 2023, program Kampung Keluarga Berkualitas juga terlaksana dengan baik. Dari 87 kalurahan dan 1 kelurahan sudah memiliki Kampung Keluarga Berkualitas masing-masing. Para kader, terutama untuk penanganan stunting, bisa berkoordinasi dengan para lurah. Sehingga sinergitas dari LKK, Kampung KB, Genre dan sebagainya diperkuat. Apa yang dikerjakan tahun 2023, dilanjutkan 2024," ujar Ariadi.
Versi BPS, angka stunting Kulonpprogo masih belum menggerakkan. Untuk SSGI berada di angka 15,8 persen. Tapi dari pendataan Dinas Kesehatan, angkanya 9,49 persen. "Kami tetap minta dukungan kader, agar upaya pencegahan stunting sesuai arahan dan terlaksana dengan baik," tuturnya. (Rul)