Krjogja.com - Manila - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyerang Presiden Ferdinand Marcos Jr dengan berbagai tuduhan.
Dalam pidatonya yang sarat sumpah serapah pada Minggu (28/1/2024) malam, Duterte menuduh sekutu Marcos Jr di legislatif berencana mengamendemen konstitusi untuk mencabut batasan masa jabatan. Duterte memperingatkan hal tersebut dapat menyebabkan Marcos Jr digulingkan seperti ayahnya, mendiang diktator Ferdinand Marcos.
Baca Juga: Top 5 Toko Roti di Jogja, Mulai 20 Ribu Sudah Bisa Cicipi Porsi Besar dan Kelembutannya
Tidak hanya itu, Duterte juga menuduh Marcos Jr sebagai pecandu narkoba.
Marcos Jr menertawakan tuduhan Duterte sebelum terbang ke Vietnam. Marcos Jr mengatakan dia tidak akan membenarkan tuduhan tersebut dengan memberikan jawaban, namun mengklaim Duterte yang menjabat sebagai presiden Filipina periode 2016-2022 menggunakan fentanil, opioid yang kuat.
Baca Juga: Soal Pantun Keras ke Jokowi, Yuni Astuti Ungkap Permintaan Ini ke Butet Kartaredjasa
Pada tahun 2016, Duterte mengatakan dia pernah menggunakan fentanil untuk meringankan rasa sakit akibat cedera yang disebabkan kecelakaan sepeda motor. Pengacaranya, Salvador Panelo, mengatakan pada Senin (29/1) bahwa Duterte berhenti mengonsumsi fentanil sebelum dia menjadi presiden pada tahun 2016.
"Saya pikir itu karena fentanil," kata Marcos Jr, seperti dilansir AP, Selasa (30/1). "Fentanil adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli … Setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya, itulah mengapa menurut saya inilah yang terjadi."
Baca Juga: Instagram RS Bethesda Jogja Diretas
Duterte mengklaim tanpa memberikan bukti apa pun bahwa anggota parlemen yang mendukung Marcos Jr, termasuk Ketua DPR Martin Romualdez, menyuap pejabat lokal untuk mengamendemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan, sehingga mereka dapat memperpanjang cengkeraman mereka pada kekuasaan.
Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos Jr, membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa dia ingin konstitusi diamendemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing.
Marcos Jr sendiri mengaku dia terbuka mengubah ketentuan ekonomi dalam konstitusi, namun menentang perubahan ketentuan yang membatasi kepemilikan asing atas tanah dan industri penting lainnya seperti media.
Konstitusi tahun 1987, yang sarat dengan perlindungan untuk mencegah kediktatoran, mulai berlaku setahun setelah ayah Marcos Jr digulingkan oleh people power yang didukung tentara di tengah tuduhan penjarahan dan kekejaman hak asasi manusia selama pemerintahannya. (*)