Refleksi Peristiwa Heroik Perang Jawa

Photo Author
- Senin, 21 Juli 2025 | 09:30 WIB
 rangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan 200 Tahun Perang Jawa di Jakarta, Minggu malam (20/7) (istimewa)
rangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan 200 Tahun Perang Jawa di Jakarta, Minggu malam (20/7) (istimewa)


KRJOGJA.com.com Jakarta - Sejarah mencatat Perang Jawa atau yang lebih dikenal Perang Diponegoro, sebagai salah satu peristiwa heroik perlawanan rakyat pribumi terhadap kesewenangan kolonial. Dipicu oleh ketidakadilan dan penindasan panjang yang dirasakan masyarakat, perlawanan ini meluas hingga melampaui wilayah Tegalrejo, didukung oleh sahabat Sang Pangeran dari berbagai penjuru, termasuk luar Pulau Jawa.

Demikian disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, pada pembukaan rangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan 200 Tahun Perang Jawa di Jakarta, Minggu malam (20/7). Kepala Perpusnas menyebut peringatan 200 Tahun Perang Jawa bukan sekadar seremoni sejarah. Ia menyebut hasil berdiskusi dengan sejarawan Peter Carey, esensi dari Perang Jawa adalah martabat. Peter Carey merupakan sejarawan Inggris yang meneliti tentang Pangeran Diponegoro dan penyunting buku terjemahan naskah Babad Diponegoro.

“Saat pertama kali saya berdiskusi dengan Profesor Peter Carey, beliau merangkum makna perang ini dalam satu kalimat: I want respect! Kalimat ini menggugah saya, menjadikan semangat transformasi yang terus dikobarkan di Perpusnas, yakni Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa," ungkapnya.

Baca Juga: Resmi Diterjunkan, Mahasiswa KKN MIT-20 UIN Walisongo Mulai Pengabdian di Desa Mendongan

Dijelaskan, bahwa sejak awal 2025, Perpusnas mengusung visi baru yakni Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa. Visi ini, menurutnya, sejalan dengan semangat perjuangan Diponegoro yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga intelektual dan spiritual."Kita semua yakin dan percaya bahwa derajat kemartabatan dan harga diri bangsa sangat ditentukan oleh keluasan dan kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan, yang secara hakikat mencerminkan tingkat kecakapan literasi warga bangsa itu. Itulah alasan yang mendorong kami mengangkat kata MARTABAT menjadi tema besar Peringatan 200 Tahun Perang Jawa ini," terangnya.

Dalam rangkaian peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Perpusnas menyelenggarakan Pameran 200 Tahun Perang Jawa: “MARTABAT”. Pada malam pembukaan, juga diselenggarakan peluncuran Gerakan Literasi Kebangsaan dan pembukaan pameran yang dibuka oleh Kepala Perpusnas bersama Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan menyampaikan apresiasi kepada Perpusnas atas inisiatif peringatan ini yang dinilainya sebagai bagian dari komitmen bangsa dalam menghidupkan ruang refleksi sejarah.“Perpusnas telah meneguhkan komitmen bersama untuk terus menghidupkan ruang refleksi atas sejarah bangsa. Pangeran Diponegoro adalah sosok yang tegas, bersahaja, religius, dan patriotik," ungkapnya. (Lmg)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB
X