JAKARTA (KR) - Batuk pilek merupakan kondisi yang sering dialami anak-anak di usia sekolah. Berdasarkan riset Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang mencakup batuk pilek (berdasarkan diagnosa dan gejala) pada anak di rentang usia 5-14 tahun mencapai 28,6 persen.
Sementara data National Library of Medicine menyebut anak dapat mengalami batuk pilek sebanyak 6 hingga 10 kali dalam setahun, dengan durasi rata-rata 1–2 minggu per episode. Artinya, seorang anak berisiko mengalami hingga 100 hari batuk pilek dalam satu tahun. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kualitas kesehatan anak, tetapi juga dapat mengganggu tidur, nafsu makan anak, hingga aktivitas sekolah.
Untuk itu, sangat pentingnya orang tua memahami perbedaan gejala batuk pilek serta orang tua juga peka dan segera mengatasi batuk pilek pada anak.Pasalnya perbedaan gejala batuk pilek yang tanpa demam dan disertai demam, karena penanganannya pun bisa berbeda.
Misalnya gejala dimulai dari saluran pernapasan, entah itu mampet, meler, atau sudah bersih-bersin. Namun, belum ada gejala yang khas. Seringkali orang tua tidak mengetahui, apalagi kalau tanpa demam. Jadi, dianggap tidak masalah, padahal sudah mengandung virus.
“Batuk pilek yang tidak disertai demam memang terlihat ringan, tapi jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, bisa mengganggu aktivitas anak, seperti tidur, makan, bahkan kehadiran di sekolah. Tentunya ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Tak hanya itu, dalam beberapa kasus, batuk pilek yang tidak tertangani juga bisa berkembang ke penyakit pernapasan lainnya. Karena itu, penting bagi orang tua untuk segera mengenali gejala lebih awal dan memberikan penanganan yang akurat sejak dini, salah satunya dengan memberikan obat sesuai gejala yang dialami. Dengan penanganan yang tepat, proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat, sehingga anak dapat kembali beraktivitas,” kata dr. Kanya Ayu Paramastri Sp.A, Dokter Spesialis Anak, dalam acara Peluncuran OB Combi Anak Batuk Pilek di Jakarta, Selasa (29/7).
Sementara itu, Direktur Combiphar Weitarsa Hendarto, mengatakan, sebagai brand yang telah menemani keluarga Indonesia dari generasi ke generasi selama lebih dari lima dekade, OBH Combi dikenal atas keahliannya dalam menangani berbagai jenis kondisi batuk.“Kepercayaan ini menjadi landasan bagi kami untuk terus berinovasi dan menghadirkan solusi yang relevan,” ujar Weitarsa Hendarto, Direktur Combiphar.
Sementara itu, Sandi Wijaya, GM Marketing Consumer Healthcare Combiphar, mengatakan, kehadiran OB Combi Anak Batuk Pilek melengkapi rangkaian produk OBH Combi Anak, setelah sebelumnya hadir varian Batuk Flu yang ditujukan untuk meredakan gejala batuk, flu dan demam. Varian terbaru yang diperkenalkan hari ini kami hadirkan sebagai jawaban bagi para ibu yang membutuhkan solusi khusus untuk batuk pilek tanpa demam, yang sering dialami anak-anak.
Diformulasikan dengan kombinasi Pseudoephedrine HCI, Dextromethorphan HBr, dan Chlorphenamine Maleate, produk ini efektif membantu meredakan batuk kering, hidung tersumbat, dan bersin. (Lmg)