Krjogja.com - YOGYA - Suasana Malioboro, Sabtu malam (13/9/2025), berubah menjadi arena spektakuler bagi para pendekar pencak silat dari berbagai penjuru. Dalam gelaran Pencak 6 Jam Nonstop, puluhan perguruan silat turut ambil bagian, termasuk perwakilan dari Malaysia dan Australia.
Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Pencak Malioboro Festival 2025 yang digelar pada 12–14 September. Para pesilat dari berbagai daerah berkumpul di Jogja dan memeriahkan acara.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakhsmi Pratiwi, mengapresiasi tingginya antusiasme peserta, termasuk dari mancanegara. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bukti bahwa Yogyakarta adalah rumah bagi para pesilat, sekaligus ruang berkumpul yang sarat nilai kebudayaan.
"Nilai luhur pencak silat diakui dunia. Keindahan gerak, kekuatan, ketahanan, dan silaturahmi yang terkandung di dalamnya sangat penting. Ini bukan sekadar bela diri, tapi juga sarat makna kehidupan," ungkapnya di sela acara.
Dian berharap acara ini dapat menjadi media edukasi sekaligus sarana pelestarian budaya, serta turut mengangkat sektor pariwisata DIY melalui pendekatan budaya lokal. "Kami berharap acara ini mengedukasi dan memasyarakat. Bukan hanya bela diri semata tapi punya banyak nilai yang bisa diserap dengan baik untuk kehidupan," tambahnya.
Sementara, Wakil Koordinator Paseduluran Angkringan Silat DIY, Sugiarto, menyebut bahwa Pencak 6 Jam merupakan gagasan dari Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Acara ini dirancang untuk menampilkan kekayaan ragam aliran pencak silat melalui pertunjukan selama enam jam tanpa jeda di sepanjang kawasan Malioboro.
"Sebanyak 55 perguruan dari berbagai aliran tampil bergantian. Ini menjadi semacam Lebarannya para pendekar, ajang silaturahmi sekaligus promosi budaya," tambah Sugiarto.
Ia menambahkan, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Wakil Gubernur DIY, Dinas Kebudayaan DIY dan Paniradya Kaistimewan DIY. Tak hanya menampilkan pertunjukan, festival ini juga menjadi ajang edukasi dan pelestarian, menyatukan kekuatan bela diri tradisional dengan semangat kebersamaan di ruang publik ikonik Yogyakarta. (Fxh)