Krjogja.com - Demak - Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang perlu ditekankan kepada masyarakat luas. Tak terkecuali masyarakat Desa Ngegot Kecamatan Mijen, yang sedang disiapkan menjadi desa STBM binaan Puskesmas Mijen I.
Kepala Puskesmas Mijen ll dr Indah Susanti menuturkan, Kampanye CTPS dimaksudkan merubah perilaku masyarakat dengan melakukan pendekatan personal higiene dan sanitasi. "Personal higiene yang di maksud di sini adalah upaya individu dalam melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tuturnya, didampingi Petugas Kesling Puskesmas Mijen ll, Diah Himmatul Aliyah SKM.
Baca Juga: Belanda Kembalikan Empat Arca dari 472 Benda Sejarah dan Budaya ke Indonesia
Sedangkan yang dimaksud sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan. Antara lain seperti menyediakan tempat cuci tangan beserta sabun di depan rumah.
Di hadapan peserta kampanye CTPS yang dilaksanakan di Balai Desa Ngegot, lebih lanjut dijelaskan, 6 langkah mencuci tangan yang benar. Yaitu membasahi tangan dengan air bersih yang mengalir. Kemudian menggosokkan sabun pada punggung tangan, telapak dan sela jari. Selanjutnya membersihkan bagian ujung jari dan bawah kuku.
"Lalu gosok sela-sela jari hingga bersih. Bersihkan ibu jari dengan cara memutar. Terakhir, bilas tangan dengan air mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap kering," imbuh Diah.
Harapannya, ketika CTPS dapat di terapkan sehari-hari di masyarakat dan memahami manfaat pentingnya, personal higiene tercapai. Sehingga kegiatan yang menyasar kelompok ibu hamil itu bermuara pada pencegahan penyakit menular. Seperti penyakit diare, hingga berbagai jenis penyakit infeksi.
Sehubungan CTPS sejalan dengan transformasi layanan kesehatan primer, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menargetkan 5 Pilar CTPS dalam kegiatan STBM dapat mencapai 100%. Sehingga tidak hanya pilar 1 'stop BABS' saja yang sudah 100%.
Hanya saja, capaian CTPS yang terus meningkat belum dapat menjamin bahwa CTPS dapat segera membudaya. Alasannya, masih banyak ditemukan masyarakat cuci tangan tidak menggunakan sabun atau air bersih. Acap kali terdapat sarana atau wadah cuci tangan, tapi tidak ada air mengalir atau wadah air tidak tertutup dengan rapat.
Namun kabar baiknya, masyarakat Desa Ngegot sudah banyak yang paham mengenai 5 waktu titik kritis CTPS. Yaitu sebelum makan, sehabis BABS, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makanan, setelah menceboki atau mengganti popok bayi, dan setelah kontak dengan hewan. (*)