krjogja.com - KARANGANYAR - Janji PT Brantas bakal memulihkan kondisi jalan yang dipakai lalu lintas material proyek perbaikan Bendungan Gondang tak terealisasi. Setelah proyek selesai, ruas jalan di wilayah Kecamatan Kerjo rusak parah. Kondisi aspal remuk terlihat di ruas sepanjang 4 kilometer mulai Gempolan sampai ke perbatasan Sambirejo, Sragen. Debu beterbangan mengganggu pernapasan warga akibat jalan berganti hamparan tanah tak rata.
Kades Gempolan, Suhardi mengatakan ruas jalan yang rusak itu jalur utama dari Kerjo menuju Sragen dengan melewati Sambirejo. PT Brantas selaku pemborong proyek Bendungan Gondang dari pemerintah pusat pernah berkomitmen memulihkan kondisi jalan yang dilewati truk material. Namun pemulihannya tak sempurna.
"Yang sudah diperbaiki itu enam kilometer dari Gempolan ke Sambirejo. Itu pun tambal sulam. Enggak perbaikan total. Kini, sudah rusak lagi. Ngerjainnya asal-asalan. Lumpur yang menumpuk di lubang jalan langsung ditimbun aspal," katanya kepada wartawan, Senin (28/8/2023).
Baca Juga: Tak Miliki Izin, Usaha Tambang Tanah Merah Diamankan
Sedangkan empat kilometer selanjutnya ke perbatasan Sambirejo sudah tak menyisakan aspal di permukaan jalan. Permukaannya berganti tanah bergelombang. Selain kendaraan sulit melewatinya, di musim kemarau paling menyiksa warga lantaran mengganggu pernapasan.
Suhardi mengatakan sudah menghubungi penanggung jawab PT Brantas guna menagih perbaikan jalan. Dulunya, komitmen itu tertuang melaluo MoU antara DPUPR Karanganyar dengan perusahaan itu. Namun sekarang DPUPR juga seakan tak mau peduli.
"Seharusnya yang ngoyak-oyak pertanggungjawaban PT Brantas itu DPU. Malah enggak bergerak. Saya suddah menghubungi pihak PT Brantas. Tapi orang-orangnya malah sudah enggak kerja di sana lagi. Lalu mau mengadu kemana?" katanya.
Baca Juga: Diskopumdag Sukoharjo Berharap Proyek Pasar Cuplik Akhir November Selesai
Suhardi mengatakan PT Brantas tak lagi berkantor di area Bendungan Gondang sejak proyek perbaikan selesai. Ia menyebut seluruh pekerja hengkang dari mess pada Maret lalu. Saat ditelepon ke nomor pihak PT Brantas yang dulunya ikut menandatangani MoU, mereka mengaku tak lagi berurusan dengan perusahaan itu.
Suhardi mengaku melapor kondisi tersebut ke Bupati Karanganyar Juliyatmono. Ia juga sambat ke anggota DPRD khususnya dapil wilayah Kerjo. Sayangnya usahanya muspra.
"Pupus sudah harapan kami. Enggak ada yang peduli. Yang bisa kami tunggu realisasi bantuan Provinsi Jateng Rp5 miliar untuk perbaikan jalan di Kerjo. Entah kapan realisasinya. Itu pun harus berbagi dengan perbaikan di Tawangmangu," katanya. (Lim)