"Merah artinya sulit dijangkau. Kuning bisa dijangkau tapi harus berhati-hati dan butuh pendampingan, sedangkan hijau artinya mudah dijangkau. Misal sewaktu berkeliling via VR di Destinasi Widosari Samigaluh, akan ada penanda warna merah bagi tunanetra," kata Joko.
"Tapi tunadaksa dan tunarungu kemungkinan bisa kuning atau hijau. Tanda-tanda ini penting sebagai petunjuk rekan-rekan difabel dapat menjangkau lokasi tersebut atau tidak," imbuhnya.
Laku Wirasa menjadi langkah awal menciptakan pariwisata ramah difabel. Nanti pariwisata ramah difabel akan dimasukkan dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Ripparda) 2025. (*)