Krjogja.com – Yogya – Dalam upaya menghadapi maraknya kebocoran data di Indonesia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Analis Forensik Digital dan PT Analis Keamanan Siber mengadakan pelatihan Cybersecurity Awareness bagi dosen, tenaga kependidikan, dan staf administrasi.
Program itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dosen dalam menjaga keamanan data pada era digital. Peluncuran program berlangsung di Auditorium FMIPA UGM, dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof Dr Eng Kuwat Triyana MSi serta dua pendiri PT Analis Forensik Digital dan PT Analis Keamanan Siber, Josua Sinambela dan Budi Wasito.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan perjanjian kerja sama antara FMIPA UGM dengan PT Analis Forensik Digital dan PT Analis Keamanan Siber sebagai landasan resmi pelaksanaan pelatihan.
Pelatihan ini merupakan langkah nyata UGM untuk memperkuat kompetensi dosen dalam menghadapi tantangan keamanan data yang semakin kompleks. Pelatihan digelar oleh Pusat Kajian Kriptografi dan Keamanan Siber FMIPA UGM bekerja sama dengan PT Analis Forensik Digital dan diikuti oleh 335 peserta, yang terdiri atas dosen, tenaga kependidikan, dan staf administrasi.
Pelatihan dilaksanakan secara hibrid, yaitu luring di Auditorium A1.06 FMIPA UGM dan daring melalui platform Zoom. Dengan format itu, pelatihan dapat menjangkau lebih banyak peserta dan memastikan fleksibilitas bagi mereka yang tidak dapat hadir secara langsung.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi, UGM tidak hanya bertanggung jawab mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga harus menjadi benteng keamanan data nan kuat. Kerja sama dengan dua perusahaan ternama menjadi pijakan penting untuk mencapai tujuan tersebut,” ujar Kuwat Triyana.
Baca Juga: Prediksi Pertandingan Stuttgart vs Bochum, Wolfsburg dan Union Berlin di Bundesliga Jerman 2024/2025
Langkah nyata
Josua Sinambela, CEO & Co-Founder PT Analis Forensik Digital dan PT Analis Keamanan Siber, yang menjadi pembicara di pelatihan ini, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman siber.
“Kemitraan dengan UGM merupakan langkah awal untuk menciptakan ekosistem yang lebih aman, tidak hanya untuk kampus tetapi juga masyarakat Indonesia secara umum,” ungkap Josua.
Program pelatihan Cybersecurity Awareness diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh institusi pendidikan lain di seluruh Indonesia.