Krjogja.com -JAKARTA - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan menghadiri Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP) yang diselenggarakan oleh Yayasan Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Menurutnya,erempuan saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan mulai dari kekerasan hingga ekonomi. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi seluruh pihak akan menjadi penting dalam memberdayakan perempuan agar terhindar dari kekerasan.
Veronica menyatakan, masih banyak faktor yang membuat perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan, salah satunya budaya partriarki yang masih ada di sekeliling kita.
Oleh karena itu, gerakan untuk mendukung perempuan dari masalah kekerasan harus terus dilakukan dengan melibatkan kolaborasi multipihak.
Baca Juga: Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru melalui Program Pendidikan Profesi Guru
"Kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan perempuan dan anak yang semakin beragam modus dan jenisnya salah satunya kekerasan seksual. Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya menjadi pemadam kebakaran saja, namun upaya preventif dari hulu hingga ke hilir untuk mencegah ini terjadi pada perempuan dan anak,” ujar Wamen PPPA.
I memberikan apreasiasi atas terselenggaranya acara ini yang merupakan bagian dari kampanye global untuk meningkatkan kesadaran dan solidaritas terhadap upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Dalam sambutannya, Wamen PPPA juga menegaskan pentingnya kerja bersama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas lokal untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan.
“Peringatan ini menjadi momentum penting bagi kita semua untuk bergerak bersama dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan terhadap perempuan, yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga: Gelar ICGTE, Fakultas Teknik UST Siap Bersaing di Asia Tenggara
Menurutnya, salah satu akar permasalahan yang membuat perempuan mengalami kekerasan adalah faktor ekonomi dan rendahnya edukasi dalam keluarga.
Padahal unsur yang paling penting dalam pemberdayaan adalah SDM yang tangguh. Maka dari itu, Pemerintah akan fokus pada bagaimana membuat SDM di Indoensia khsususnya perempuan dan anak menjadi tangguh dan berdaya. Sehingga, jika mereka sudah tangguh dan berdaya maka mereka akan mampu menghadapi masalah dengan jalan yang lebih baik,“ ujar Wamen PPPA.
Wamen PPPA mengatakan untuk upaya pencegahan dari masalah yang dihadapi perempun dan anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) akan meluncurkan Ruang Bersama Indonesia (RBI) pada puncak Peringatan Hari Ibu ke-96 Tahun 2024 di Tangerang, Banten.
RBI adalah kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dimana semua dimulai dari desa. RBI akan menjadi gerakan bersama untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
Baca Juga: Idham Samawi: Tanamkan Sejak Dini Jiwa Kebangsaan