peristiwa

Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Sering Terlewat Orang Tua

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 14:25 WIB
Jangan lewatkan tanda penyakit jantung bawaan pada anak. Gejala seperti mudah lelah, berat badan lambat naik, dan sering infeksi paru perlu diwaspadai ((Foto: Adinda Retno Aryani/Liputan6.com))

 

Jakarta - Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan struktural pada jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini biasanya disebabkan adanya kebocoran atau penyempitan pada bilik maupun pembuluh darah jantung.

Menurut dr. Asmoko Resta Permana, SpJP(K) Subsp. Ped. PJB(K) dari Siloam Heart Hospital (SHH), PJB terbagi menjadi dua kategori: tidak biru (asianotik) dan biru (sianotik).

Gejala PJB bisa terlihat sejak bayi, seperti sering infeksi paru, kesulitan menyusu, dan gagal tumbuh. Namun, tidak semua gejala tampak jelas.

Baca Juga: Lumbung Pangan, Baznas Kulonprogo Gelar Penanaman Jagung di Ploso

Anak bisa terlihat normal, tapi memiliki tanda terselubung seperti cepat lelah, berat badan tidak naik sesuai kurva posyandu, atau sering sesak napas. Jika diabaikan, PJB berisiko menimbulkan komplikasi serius, termasuk gagal jantung dan hipertensi paru.

"Kalau anak sejak kecil sering infeksi paru 2–3 kali setahun, cepat lelah, atau gagal tumbuh, jangan anggap remeh. Itu bisa jadi tanda penyakit jantung bawaan," kata dr. Asmoko dalam diskusi Doctor's Interview di Pondok Indah Mall (PIM) 2, Jakarta Selatan pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Jenis Penyakit Jantung Bawaan yang Sering Terjadi

PJB memiliki beberapa jenis, termasuk Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), dan Patent Ductus Arteriosus (PDA). Ketiganya disebabkan adanya lubang atau saluran yang tidak menutup sempurna sejak bayi dalam kandungan:

Baca Juga: Apel Sinergitas Tiga Pilar di Banyumas, Teguhkan Komitmen Jaga Kamtibmas

ASD: Dinding antara serambi kanan dan kiri jantung tidak utuh, membuat darah mengalir tidak semestinya.
VSD: Kebocoran terjadi di bilik jantung yang bertekanan tinggi, sehingga gejala muncul lebih cepat dan berat.
PDA: Saluran yang seharusnya menutup setelah lahir tetap terbuka, sering terjadi pada bayi prematur. Lubang kecil bisa menutup sendiri, tapi lubang besar berisiko gagal jantung, hipertensi paru, dan infeksi.
Gejala PJB tidak selalu jelas, terutama pada jenis asianotik. Orang tua perlu memperhatikan:

Bayi sering kesulitan menyusu, cepat berhenti karena lelah, atau tetap lapar meski sering menyusu.
Anak lebih besar cepat lelah saat bermain atau naik tangga dibanding teman sebaya.
Berat badan terus berada di bawah garis merah kurva pertumbuhan posyandu.
Jika tidak ditangani, komplikasi bisa muncul, mulai dari gagal jantung, hipertensi paru, hingga gagal ginjal.

Baca Juga: Dua Paskibraka Nasional Wakil DIY Pulang dan Disambut Hangat

"Kalau aliran darah bocor ke paru-paru, lama-lama bisa menyebabkan paru banjir dan hipertensi paru. Paru menjadi kaku, anak sulit bernapas," kata dr. Asmoko.

Gejala dan Komplikasi yang Perlu Diwaspadai
Kabar baiknya, teknologi medis kini memungkinkan penanganan PJB lebih aman dan minim risiko. Selain operasi jantung terbuka, tersedia metode kateterisasi jantung untuk menutup lubang tanpa membelah dada.

Halaman:

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB