Jakarta - Anggota Dewan Institut Australia–Indonesia, Rob Law, mengatakan hubungan Indonesia dan Australia kerap disebut strategis, namun di balik narasi kerja sama tersebut, keduanya justru bersaing ketat di sejumlah sektor penting.
Ia menyebut bahwa struktur ekonomi kedua negara tidak sepenuhnya saling melengkapi. Sektor sumber daya alam seperti gas, batu bara, dan nikel menjadi titik persaingan utama karena kedua negara menawarkan komoditas serupa di pasar global.
Ada bagian dari ekonomi kita yang saling melengkapi, namun ada juga bagian yang tidak saling melengkapi. Misalnya, Australia dan Indonesia adalah pesaing dalam sektor seperti sumber daya, gas alam, dan nikel,” ujar Rob Law dalam media briefing di The Grace Hotel, Sydney, Australia, Senin (17/11/2025).
Baca Juga: Membanggakan, Timnas Indonesia Libas Jepang 1-0 dan Tatap Semifinal Piala Asia-Oceania 2025
Persaingan ini membuat upaya memperluas perdagangan dan investasi tidak selalu mudah. Alih-alih saling mengisi kebutuhan satu sama lain, Indonesia dan Australia sering kali berada di posisi kompetitor yang memperebutkan pasar yang sama.
Kondisi tersebut menciptakan dinamika unik, di mana kemitraan politik dan diplomatik berjalan positif, namun hubungan ekonomi menghadapi hambatan struktural.
“Di beberapa sektor ekonomi kita, kita sebenarnya saling bersaing. Jadi, tidak banyak yang bisa kita lakukan soal hal ini jika kita berbicara tentang meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujarnya.