peristiwa

Total Aset Keuangan Syariah Indonesia Tahun 2026 Rp 3.508 Triliun

Jumat, 5 Desember 2025 | 11:23 WIB
Total Aset Keuangan Syariah Indonesia Tahun 2026 Rp 3.508 Triliun (ISTIMEWA)

JAKARTA (KR)— Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo, ekonomi dan keuangan syariah tahun 2026 berpotensi tumbuh positif, meskipun di tengah tantangan kedalaman pasar keuangan masih terbatas.

“Meskipun kedalaman pasar keuangan yang terbatas, Namun keuangan syariah Indonesia justru menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat,” kata Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo dalam acara BSI Sharia Economic Outlook 2026 bertema “Indonesia 2026: Resilient, Bold, and Promising,” di Jakarta, Kamis (4/12).

Adapun total aset keuangan syariah diperkirakan naik dari Rp 3.158 triliun pada 2025 menjadi sekitar Rp 3.508 triliun pada 2026, dengan pertumbuhan sekitar 14,8 persen. Aset perbankan syariah sendiri diproyeksikan menembus Rp 1.205 triliun, dengan pembiayaan sekitar Rp 794 triliun yang tumbuh hampir 11,9 persen, dan DPK mencapai Rp 952,9 triliun dengan pertumbuhan 12,55 persen.

Baca Juga: 5 Tips Nikmati Nongkrong Bareng Sahabat, Tetap Stylish Tapi Gak Ribet

“Keuangan syariah tidak lagi sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi salah satu pilar pertumbuhan sektor keuangan nasional. Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah yang konsistem dua digit menunjukkan kepercayaan dan preferensi masyarakat yang terus menguat,” ujarnya.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global pada 2026 diperkirakan tumbuh sekitar 3,2 persen berdasarkan proyeksi IMF.

Sementara perekonomian Indonesia tahun 2026 diperkirakan pertumbuhan sekitar 5,28 persen.

Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

“BSI memproyeksikan perekonomian Indonesia tahun 2026 tetap tangguh dengan pertumbuhan sekitar 5,28 persen, sementara ekonomi global pada 2026 diperkirakan tumbuh sekitar 3,2 persen berdasarkan proyeksi IMF, “ katanya.

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini didukung konsumsi rumah tangga yang solid, program prioritas pemerintah, dan menguatnya peran ekonomi serta keuangan syariah nasional.

Dikatakan, analisis outlook 2026 dibangun di atas delapan pilar utama: normalisasi perdagangan global, realokasi aset ke emerging markets, menguatnya daya tarik Rupiah, program prioritas pemerintah, “Efek Purbaya” pada kebijakan ekonomi, daya tahan konsumsi, agenda hilirisasi, serta proyeksi indikator ekonomi utama.

Baca Juga: Matthijs de Ligt Menepi, MU Frustasi dan Tuai Hasil Seri

“Kombinasi delapan faktor ini membuat Indonesia masuk ke 2026 dengan fondasi yang relatif kuat, meskipun lanskap global tetap penuh ketidakpastian,” ujar Banjaran.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global pada 2026 sekitar 3,2 persen tersebut, kawasan ASEAN diproyeksikan menjadi salah satu blok dengan prospek paling menarik, seiring pergeseran pusat pertumbuhan ke Asia.

Halaman:

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB