peristiwa

Raw Theory Hidupkan Kembali Api Rock Jogja Lewat Mini Album Perdana ‘Peccaterra’

Kamis, 11 Desember 2025 | 11:40 WIB
Raw Theory, unit musik rock dari Yogya. (Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Di tengah lesunya gairah musik rock arus utama, sebuah nama baru dari Yogyakarta muncul membawa gelombang baru: Raw Theory. Dengan rilisnya mini album perdana ‘Peccaterra’, band modern rock ini menegaskan bahwa rock belum mati—ia hanya menunggu generasi yang tepat untuk membangunkannya.

Dan Raw Theory datang tepat waktu.

Baca Juga: Hanung Nahkodai PDI Perjuangan Bantul

‘Peccaterra’ bukan sekadar mini album; ia adalah deklarasi artistik. Enam lagu di dalamnya—Frekuensi, Konsekuensi, Parade Dengung, Waktu Yang Ada, Anatomi Lara, dan Gaun Luka—dirangkai sebagai satu perjalanan spiritual tentang manusia dan segala cacatnya.

Raw Theory menyebut mini album ini sebagai refleksi atas “sisi gelap” manusia yang sering dihindari: dosa, jatuh, dan luka.

“Mini album ini lahir dari kegelisahan tentang sisi manusia yang sering dihindari—dosa, kesalahan, keterbatasan,” ujar Rimanda Sinaga, gitaris Raw Theory.
“Ini bukan tentang menghakimi, tapi berdamai dengan sisi-sisi itu.”

Baca Juga: Mahasiswa dan Dosen Karawitan ISI Yogya Kompak Main Wayang Topeng Panji

Sebagai single andalan, Anatomi Lara menjadi pusat gravitasi konsep album. Liriknya puitis, gelap, tapi jujur tentang paradoks eksistensi manusia.

“Manusia adalah ladang dosa—penuh noda, tapi tetap dicintai,”
kata sang vokalis Muhammad Ravi Sani.

Dengan aransemen atmosferik dan nada kontemplatif, Anatomi Lara menjadi pengingat bahwa bahagia dan luka sering tumbuh dari akar yang sama.

Salah satu pembeda Raw Theory dari band rock pendatang baru lainnya adalah kekuatan departemen vokal. Suara Ravi Sani menjadi pusat identitas band—tajam, emosional, dan penuh karakter.

Secara musikal, Raw Theory mengusung modern rock yang eklektik. Tiap personel membawa pengaruh yang berbeda, dan justru perbedaan itu yang menciptakan warna unik.

“Peccaterra adalah ruang bagi kami untuk mengekspresikan perbedaan itu secara selaras,” pungkas Rimanda.

Mini album ini diproduseri oleh Rendi Derainway (DRW Legacy), sekaligus penulis materi dasar keenam lagu. Semua instrumen direkam di Seven Dragons Studio milik Rimanda Sinaga.

Halaman:

Tags

Terkini

Menteri Agama Luncurkan Dana Paramita bagi ASN Buddha

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:21 WIB

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

Unpad Bandung Juara I UII Siaga Award 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:30 WIB