Krjogja.com - Relasi yang baik dan hangat yang terjalin antara orangtua dan anak adalah impian setiap ayah dan ibu dalam kehidupan berkeluarga. Komunikasi yang menyenangkan antara orang tua dan anak bukan saja akan membangun kekompakan, tetapi juga keterbukaan dalam komunikasi antar-anggota keluarga.
Meskipun setiap orangtua tahu dan menyadari betapa krusial membangun relasi harmonis antara orang tua dan anak, dalam praktiknya hal ini tidak mudah untuk diterapkan.
Menurut Psikolog Hanlie Muliani dari SOA (Sahabat Orangtua da Anak), ada faktor penting yang perlu dipahami oleh setiap orangtua dalam menghadapi merebaknya masalah dalam keluarga.
Baca Juga: Kas Hartadi Ungkap Hal yang Ditanamkan ke Pemain PSIM untuk Hadapi 12 Besar
Hanlie menyebutnya sebagai Diagram Masalah. Melalui Diagram Masalah ini, kita bisa melihat terdapat tiga area masalah dalam hubungan antara orangtua dan anak.
1. No Problem Area
Di area tidak ada masalah dalam hubungan orang tua dan anak. Area 'baik-baik saja' ini tentu saja menjadi idaman setiap keluarga.
Pada area ini 'semua oke', baik orangtua maupun anak kompak, sama-sama tidak punya permasalahan terhadap sesuatu hal.
Area ini terlihat mudah dan ideal, tapi dalam kenyataan hidup yang sesungguhnya, kita harus menerima bahwa tidak ada keluarga yang tidak punya masalah sama sekali.
2. Child Owned the Problem
Di area kedua ini si anaklah yang memiliki masalah, sementara di pihak orangtua tidak ada masalah sama sekali.
Saat anak si anak yang bermasalah, sering kali orangtua menganggap sesuatu itu 'tidak apa-apa' atau 'baik-baik saja'.
Namun kenyatannya tidak demikian bagi si anak. Akibatnya, terdapat perbedaan anggapan di natara kedua belah pihak yang perlu dijembatani.
3. Parents Owned the Problem