3. Al-Ashamm
Bulan Rajab juga disebut Al-Ashamm yang berarti tuli, menggambarkan ketenangan dengan tidak terdengarnya gemerincing senjata untuk berkelahi selama bulan ini.
4. Rajam
Bahkan, dinamakan pula Rajam yang berarti melempari, mengisyaratkan bahwa pada bulan ini para musuh dan setan dilempari, tidak dapat lagi mengganggu para wali Allah dan orang-orang saleh.
Secara subtansial, bulan Rajab menjadi periode yang kaya akan kemuliaan, tantangan, dan berkah, mengajak umat Islam untuk lebih mendalami ibadah dan ketaatannya.
Keberagaman namanya menjadi cerminan kekayaan spiritual dan keutamaan yang terkandung dalam bulan yang dihormati ini.
Baca Juga: BRI Berikan Rp 1 Miliar Kepada Juara Umum Nugraha Karya Desa BRILiaN
Dalam menyambut bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk melibatkan diri dalam amalan yang disunnahkan, salah satunya adalah berpuasa. Menurut Imam al-Ghazali, kesunnahan berpuasa lebih ditekankan pada hari-hari yang memiliki kemuliaan, yang bisa ditemui dalam setiap tahun, bulan, atau minggu tertentu.
Imam al-Ghazali menyebutkan bulan-bulan yang dimuliakan, termasuk di dalamnya adalah bulan Rajab, sebagai waktu yang istimewa untuk melaksanakan puasa.
Puasa Rajab, menurut Imam al-Ghazali, sebaiknya dilakukan hanya beberapa hari, tidak selama satu bulan penuh.
Beberapa sahabat Nabi bahkan memakruhkan puasa Rajab selama satu bulan penuh karena dianggap menyerupai puasa bulan Ramadhan.
Sebagai solusi alternatif, Imam al-Ghazali menyarankan agar puasa Rajab dilakukan pada hari-hari utama, seperti ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, Kamis, dan Jumat.
Hal ini tidak hanya menambah nilai ibadah, tetapi juga meningkatkan pahala yang akan diperoleh.
Berikut adalah lafal niat Puasa Rajab:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta'âlâ." ***
