Krjogja.com - Masyarakat Jawa punya tradisi dalam menyambut ramadhan salah satunya dengan padusan.
Padusan dilakukan sebelum ramadhan dalam rangka membersihkan diri menuju bulan yang suci.
Padusan kini sudah seperti kewajiban bagi masyarakat Jawa dalam menyongsong bulan suci ramadhan.
Baca Juga: SD Panjangrejo Dibobol Maling, Mengalami Kerugian Sebesar Rp 32,36 Juta
Istilah ini berasal dari kata "adus", yang berarti "mandi". Dalam menyambut bulan suci, orang Jawa melakukan padusan untuk membersihkan tubuh dan jiwa.
Sebelum agama Islam masuk ke Jawa, para kesatria, pujangga, brahmana, dan empu sering melakukan padusan untuk menyucikan diri.
Karena peran Wali Songo dalam dakwah dengan menggunakan pendekatan budaya, tradisinya terus bertahan hingga hari ini.
Baca Juga: Kejuaraan Sepatu Roda Antar Pelajar se Indonesia, Atlet NSB Torehkan Prestasi Gemilang
Tradisi padusan adalah bagian integral dari Ruwahan. Kata "Ruwahan" berasal dari bulan ke-8 dalam kalender Jawa, atau bulan sebelum Ramadan.
Mandi atau berendam di sumur-sumur atau sumber mata air adalah kebiasaan dalam padusan yang turun temurun.
Tujuan dari padusan ini adalah agar kita dapat menjalani ibadah saat Ramadan dengan suci lahir maupun batin.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Kwetiau di Jogja yang Rasanya Enak dan Porsinya Melimpah
Jika diteliti lebih lanjut, padusan juga memiliki makna yang sangat dalam sebagai alat untuk merenungkan dan memperbaiki diri setelah melakukan berbagai kesalahan.