Ini Sederet Makna Filosofis Nasi Tumpeng yang Harus Anda Ketahui, Yuk Simak

Photo Author
- Kamis, 7 Maret 2024 | 17:30 WIB
Nasi tumpeng (Dok.)
Nasi tumpeng (Dok.)
 
KRjogja.com - Pasti sudah tidak asing bagi masyarakat Jawa mengenai nasi tumpeng. Ya, makanan tersebut umumnya disajikan dalam kegiatan tertentu yang mengandung unsur budaya.
 
Nasi tumpeng ternyata disajikan tidak sembarangan. Menurut kepercayaan orang Jawa, ada beberapa kegiatan yang mengharuskan yang disimbolkan dalam nasi tumpeng.
 
Penamaan nasi tumpeng sendiri diambil dari segi filosofis kepercayaan orang Jawa yaitu "tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran" artinya berkiblat kepada pemikiran bahwa manusia itu hidup menuju Tuhan.
 
 
Atas kepercayaan tersebut lumrahnya masyarakat Jawa membikin nasi tumpeng untuk keselamatan mereka. Biasanya kegiatan tersebut berupa keselamatan atau disertai dengan acara kenduri.
 
Umumnya nasi tumpeng disajikan dengan makanan tambahan yang ada di sekelilingnya. Makanan tersebut biasa disajikan beragam jenis sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.
 
Bentuk Tumpeng itu harus mengkerut ke atas. Hal ini juga ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat Jawa yaitu suruh jalan menuju ke satu titik atau puncak yaitu Tuhan.
 
 
Pengadaan tumpeng itu sebagai simbol kebersamaan. Yaitu setelah nasi tumpeng tersebut dibacakan doa, kemudian masyarakat berbondong-bondong untuk menyantapnya.
 
Filosofi tumpeng pada umumnya memiliki unsur toleransi, keikhlasan, kebesaran jiwa, dan keagungan atas kebesaran Tuhan yang Maha Esa. Bentuk tumpeng yang mengerucut dan dikelilingi oleh lauk pauk di sekitarnya merupakan gambaran ekosistem kehidupan.
 
Biasanya tumpeng berwarna kuning dan putih, keduanya memiliki maknanya sendiri-sendiri. Putih pada nasi melambangkan kesucian, sementara yang berwarna kuning berarti kekayaan dan moral yang luhur.
 
 
Lauk pauk yang umumnya tersaji pada nasi tumpeng seperti ikan asin melambangkan kebiasaan masyarakat yang gotong royong. Adapun seperti telur rebus melambangkan tekad serta daging ayam melambangkan patuh pada sang pencipta.
 
Adapun beragam bentuk kegiatan atas kepercayaan masyarakat Jawa di berbagai daerah yang disimbolkan dalam bentuk tumpeng adalah sebagai berikut:
 
1. Mengadakan kegiatan tertentu, seperti sedekah Raja atau Hajat Dalem, Siraman Pusaka, mendirikan rumah, menggali sumur, boyongan, memuliakan para Nabi dan Wali, Muludan serta keperluan pribadi yang lain nya.
 
2. Memulai kegiatan bersama seperti Bersih Desa, Nyadran, Tandur, Labuh, Ngalangi atau menangkap ikan, dan Nggarap Siti.
 
3. Memperingati meninggalnya orang yang telah meninggal dunia seperti Sur Tanah, Nelung Dina, Mitung Dina, Matang puluh Dina, Nyatus Dina, Mendhak Sepisan, Mendhak Pindo, Nyewu dan Kol - Kolan.
 
4. Menyambut berbagai peristiwa kehidupan seperti Brokohan, Sepasaran, Puputan, Salapanan, Tedhak siten, Sunatan, Tetesan, Pangur, Tindhik, Tarapan, Siraman, Midodareni, Akad nikah dan daup.
 
5. Menyongsong kehidupan, seperti Ebor-ebor, Janganan, Punaran, Tumpangan, Tingkeban, Bulus Angrem, dan Procotan.
 
Demikian makna filosofis yang terkandung pada nasi tumpeng beserta bentuk ragam kegiatan di dalamnya. Adapun Anda dapat membuat nasi tumpeng tersebut secara mandiri atau membelinya di warung terdekat Anda. (*)
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X