Artinya: Sesungguhnya Ibrahim adalah imam (sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk orang-orang musyrik.
Jama'ah kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Kisah Nabi Ibrahim di kemudian hari disyaratkan sebagai bentuk berkurban. Menyembelih udhiyah (hewan qurban) memang sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Maka seharusnya kaum muslimin berlomba-lomba untuk menjalankan ibadah ini. Bersemangat mengagungkan syiar-syiar Allah SWT dan berharap qurban dapat dipersembahkan lalu diterima di sisinya.
Semua upaya tersebut harus dilandasi dengan semangat bahwa tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah SWT selain daripada mengucurkan darah hewan kurban sebagaimana sabda Nabi,
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: "Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, "Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya"." (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibnu Majah: 3117)
Jama'ah kaum muslimin yang dirahmati Allah.