Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghormati keputusan Muhammadiyah yang menggunakan kriteria KHGT dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Meski demikian, PBNU dan Kementerian Agama (Kemenag) memastikan tetap menggunakan kombinasi metode rukyatul hilal dan hisab yang selama ini digunakan.
"Muhammadiyah punya pandangan yang kami hormati. Namun secara resmi, kami akan tetap menggunakan cara-cara yang berhasil," kata Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, Rabu (10/7/2024).
Ulil menjelaskan, PBNU akan terus mengikuti cara yang dilakukan Kementerian Agama, karena penentuan awal bulan merupakan tanggung jawab pemerintah.
Selain itu, PBNU memutuskan untuk menggunakan metode rukyatul hilal dan perhitungan untuk meneruskan tradisi Islam yang telah berusia berabad-abad.
"Kami melanjutkan tradisi Islam yang sudah berabad-abad lamanya. Penentuan awal bulan adalah wewenang negara atau Imam dalam Islam dan kami tetap menganutnya," pungkas Ulil.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin juga menegaskan, Kemenag akan tetap menggunakan kriteria MABIMS imkanur rukyat (kesepakatan antara menteri agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura) untuk menentukan awal bulan Hijriah.
Kriteria ini menetapkan tinggi hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi sekitar 6,4 derajat."Kriteria tersebut sesuai dengan fiqih dan ilmu pengetahuan Islam (sains)," kata Kamaruddin.
Kamaruddin menjelaskan, tim Hisab Rukyat Kementerian Agama mengkaji seluruh kriteria terkait penentuan awal bulan Hijriah. Ditegaskannya, kriteria MABIMS rukyat imkanur sangat ilmiah dari sudut pandang keilmuan.
"Analisis selama 180 tahun di Banda Aceh dan Pelabuhan Ratu menunjukkan bahwa bulan sudah berada 6,4 derajat bujur di atas ufuk saat matahari terbenam," jelasnya.
Meski demikian, Kamaruddin tetap menghormati setiap ijtihad yang dilakukan untuk umat Islam, termasuk keputusan Muhammadiyah menggunakan KHGT.
"Kami tetap menghargai dinamika dan perbedaan pendapat yang berbeda," imbuhnya.
Muhammadiyah dan Upaya Harmonisasi Penanggalan Hijriah
Muhammadiyah resmi meninggalkan kriteria hilal wujudul dan mulai menggunakan kriteria KHGT untuk menentukan awal bulan Hijriah. Kriteria ini berasal dari Konferensi Kalender Islam Sedunia tahun 2016 di Turki yang menerapkan prinsip satu hari dan satu tanggal untuk seluruh dunia.
Muhammadiyah memandang penting untuk melakukan harmonisasi penanggalan Hijriah secara internasional.Penggabungan penanggalan tidak hanya memberikan kepastian dalam penyelenggaraan ibadah keagamaan, namun juga menjadi acuan berbagai aspek muamalah.