Menuju Belangian di Geopark Meratus Lewat Desa yang "Tenggelam"

Photo Author
- Kamis, 22 Agustus 2024 | 05:41 WIB
Kawasan Bellangin Kecamatan Aranio Kabupaten Kalimantan Selatan (Effy WP)
Kawasan Bellangin Kecamatan Aranio Kabupaten Kalimantan Selatan (Effy WP)


Krjogja.com - Banjar - BARU sekitar satu tahun Saefudin (40) menakhodai perahu kelotok untuk mengantar wisatawan menyusuri Waduk Riam Kanan di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Tanpa bermaksud sombong, warga Desa Tiwingan Baru, Aranio, tersebut menyebut, menyetir kelotok tidak lebih sulit dibanding mengendarai mobil."Lebih sulit mengendarai mobil, ini cuma injak gas dan tuas maju-mundur," katanya sambil memegangi setir perahu kelotok sesaat meninggalkan Dermaga Bukit Batu, Tiwingan Baru, Rabu (20/8/2024).

Yang dikendarai Saefudin merupakan satu dari beberapa kelotok yang mengantar puluhan wartawan peserta Pekan Olahraga Wartawan (Porwanas) XIV di Kalimantan Selatan menuju Desa Belangian, masih di Kecamatan Aranio. Pada hari-hari biasa, Saefudin mengantar wisatawan ke beberapa destinasi, termasuk Desa Belangian.

Baca Juga: Perangkat Desa Terfavorit Mendapatkan Hadiah Umrah Gratis

Lebih banyak wisatawan datang pada hari libur. Biasanya wisatawan menggunakan kelotok dengan sistem carter. Untuk sekali sewa dalam sehari dengan 20 penumpang, dikenakan tarif sekitar Rp. 1 juta. Penghasilan yang didapat, uang sewa dikurangi pembelian bahan bakar solar, sisanya dibagi dengan pemilik kelotok. Untuk perjalanan sampai kembali ke dermaga biasanya menghabiskan 20 sampai 25 liter solar. Setidaknya seminggu bisa membawa dua kali," tuturnya.

Saefudin tidak bisa memastikan berapa penghasilan tetapnya dari kelotok dengan lebar 3 meter dan panjang 20 meter tersebut. Namun gambaran itu bisa menambah biaya hidup keluarga dengan tiga anak. Selain menakhodai kelotok, kehidupan Saefudin ditopang dengan usahanya mencari ikan di Waduk Riam Kanan. Sefudin merupakan satu dari sejumlah warga yang memperoleh penghasilan sebagai dampak positif ari dibukanya Desa Belangian menjadi destinasi wisata.

Aunur Khoir, Pembakal atau Kepala Desa Belangian, menyebutkan, wilayah yang dipimpinnya dinyatakan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar pada 2019. Tetapi sebenarnya cikal bakalnya sudah ada sejak 1982. Banyak hal telah dilakukan desa ini untuk memajukan wisata mengingat keberadaannya sebagai bagian dari Geopark Meratus.

Baca Juga: Ada Yogyakarta di Deretan Destinasi Terjangkau di Asia


Beberapa hari sebelumnya, Ali Mustofa dari Badan Pengelola Geopark Meratus, menyebutkan, Desa Belangian merupakan pintu masuk ke wilayah Geopark Meratus dari sisi Timur. Dari pintu ini terdapat 17 situs yang bisa dinikmati wisatawan sekaligus mesti dijaga. Seluruhnya terdapat 54 situs di Geopark Meratus yang selain dari Timur juga bisa masuk lewat pintu Utara, Barat, dan Selatan.

Menurut Ali, Meratus Geopark sebagai salah satu kekayaan nasional di Kalimantan yang sedang diajukan untuk menjadi anggota UNESCO Global Geopark. Bersama Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel di mana Ali juga ada di dalamnya, telah mengajukan kajian geologi dengan para ahli dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Para ahli tersebut menyatakan Geopark Meratus cukup menarik dn berskala nasional. Bahkan pada 12-15 Juli 2024, dua asesor dari UNESCO Global Geopark, yakni Tran Tan Van dan Hiroko Torigoe, telah datang untuk melakukan kajian.

Baca Juga: Program Doktor Teknik Sipil Unissula Raih Akreditasi Unggul

Tiga Pilar Utama

Desa Belangian telah melakukan upaya yakni mengembangkan tiga pilar utama untuk menyeimbangkan geopark, yakni konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal. Seperti yang diharapkan, tiga pilar itu untuk menyangga warisan geologi yang dikategorikan dalam Geopark, berupa menyeimbangkan warisan geologi dan keanekaragamannya yang bernilai tinggi termasuk keanekaragaman hayati dan budaya.

Selain Saefudin, warga wilayah lain yang menjadi nakhoda kelotok, warga Desa Belangian pun telah merasakan hasil, khususnya dalam faktor ekonomi lokal.
Dari 17 situs yang bisa dimasuki lewat pintu Timur, para wartawan mendapat kesempatan meninjau empat di antaranya, yakni Desa Belangian sendiri, Selter Kembar (berupa panorama alam, sungai dan bebatuan, serta gunung), pohon benuang laki (berupa pohon besar), dan Sungai Lua Dibatu.


Aunul mengatakan, dampak ekonomi lokal yang didapatkan masyarakat Desa Belangian di antaranya memberdayakan memproduksi 'saicoprint'. Mereka diberikan pelatihan membuat kain sasirangan dengan teknik 'ecoprint'.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X