KRjogja.com - Pada Jumat, 30 Agustus 2024, nama Shella Selpi Lizah mendadak menjadi salah satu topik terpopuler di Twitter se-Indonesia. Pengguna media sosial khususnya Twitter yang kini dikenal dengan nama X ramai menyebarkan kabar duka tentang Shella Selpi Lizah sembari mengirimkan doa atas kematiannya.
Meninggalnya Shella Selpi Lizah tak hanya menggugah simpati warganet, tapi juga mengingatkan banyak orang akan keseriusan perjuangan melawan kanker. Salah satu cuitan yang menyita perhatian adalah unggahan akun @tanyarlfs yang bertuliskan, "Innalilahi wa innailaihi rojiun sis Shella," disertai emoji menangis.
Tweet tersebut disertai dengan tangkapan layar Instagram Story suami Shella Selpi Lizah, Arbid, yang pertama kali membagikan kabar duka tersebut di Instagram. Tweet ini mendapat lebih dari 10.000 suka dan dibagikan 738 kali dalam waktu singkat, menunjukkan betapa banyak orang yang memperhatikan penampilan Shella Selpi Lizah.
Baca Juga: Mengungkap 'Tekanan' yang Dialami Sekar Tandjung Hingga Mundur dari Bakal Calon Wali Kota Solo
Shella Selpi Lizah, yang dikenal sebagai pemain sepak bola, telah berjuang melawan kanker ovarium selama bertahun-tahun. Dia pertama kali mendapat diagnosis pada tahun 2021 setelah mengalami sakit yang luar biasa di perutnya. Shera mengabadikan perjalanan panjangnya melawan penyakit tersebut di media sosial, khususnya di platform TikTok, di mana ia berbagi momen perjuangannya, mulai dari kemoterapi hingga rasa sakit yang semakin hari semakin parah.
Video terakhir Shella Selpi Lizah yang diunggah ke TikTok pada April 2023 memperlihatkan dirinya mendapat perawatan di rumah sakit. Video tersebut mendapat perhatian publik dan telah ditonton sebanyak 47 juta kali, menunjukkan betapa besarnya dukungan yang diterima Shella Selpi Lizah dari berbagai kalangan. Kisah hidup Shella Selpi Lizah sungguh mengharukan dan penuh liku-liku, serta berhasil menyentuh hati jutaan orang di seluruh Indonesia.
Di tengah pertarungan, Shella Selpi Lizah menjalani operasi pada tahun 2022 untuk menghilangkan kista di perutnya. Namun, meski operasinya berjalan lancar, penyakit kanker yang dideritanya belum bisa diatasi sepenuhnya. Dokter menemukan massa baru di perut sebelah kanan yang terus membesar menambah penderitaan Shella Selpi Lizah.
Baca Juga: Pilkada Purworejo 2024, Kemungkinan Menguat Hanya Diikuti Dua Paslon Yophi-Lukman dan Yuli-Dion
Meski begitu, Shella Selpi Lizah tidak menyerah. Dia terus berjuang dan membagikan kisahnya kepada publik, menginspirasi banyak orang lain yang berjuang melawan penyakit yang sama. Kisah Shella Selpi Lizah tidak hanya tentang penderitaan, tapi juga tentang keberanian dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup. Bagian penting dari kisah ini adalah dukungan suaminya Albid yang setia mendampinginya hingga akhir hayat.
Shella Selpi Lizah dan Albid menikah hanya dua minggu sebelum Shella Selpi Lizah meninggal dunia pada Kamis, 29 Agustus 2024. Kabar ini membuat netizen semakin sedih mengingat betapa singkatnya kebahagiaan yang mereka rasakan sebagai pasangan. Pernikahan sederhana dan kemudian perpisahan singkat Shella Selpi Lizah menjadi momen yang sangat emosional bagi mereka yang mengikuti kehidupannya.
Kematian Shella Selpi Lizah pada usia 21 tahun menandai akhir dari babak panjang perjuangannya melawan kanker ovarium. Kanker jenis ini sulit dideteksi pada stadium awal, sehingga seringkali baru ditemukan pada stadium lanjut. Meski penyebab pasti kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diketahui meningkatkan risiko terkena kanker ini, seperti riwayat keluarga yang mengidap kanker ovarium, merokok, konsumsi alkohol, dan beberapa beberapa faktor risiko lainnya.
Baca Juga: Cukai Hobi
Setelah kisah Shella Selpi Lizah tersebar luas di media sosial, kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker ovarium mendadak meningkat. Banyak netizen yang mengungkapkan keprihatinannya, berharap pemeriksaan kesehatan rutin akan membantu lebih banyak orang terhindar dari penyakit mematikan ini.
Perjuangan Shella Selpi Lizah juga mengingatkan kita akan pentingnya dukungan moral dan emosional bagi orang-orang yang berjuang melawan kanker. Dukungan keluarga, sahabat dan masyarakat luas memberi kami semangat dan kekuatan untuk terus menjalani hidup, bahkan dalam keadaan tersulit sekalipun.