Krjogja.com - Membangun hubungan yang harmonis dengan orang tua adalah kewajiban seorang anak dalam Islam, bahkan ketika orang tua memiliki keyakinan yang berbeda. Dalam salah satu kajian spesial yang berlangsung di Tokyo, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan secara mendalam bagaimana seorang anak Muslim dapat tetap berbakti kepada orang tua yang non-Muslim tanpa mengorbankan prinsip-prinsip agamanya.
Dalam kajiannya, Ustadz Adi Hidayat merujuk pada Quran Surah Luqman ayat 14-15, yang menekankan pentingnya bakti kepada orang tua. Ayat ini memerintahkan setiap anak untuk menghormati dan berbuat baik kepada orang tua, bahkan jika terdapat perbedaan keyakinan di antara mereka. Bakti kepada orang tua menjadi salah satu ukuran takwa seorang Muslim, sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surah Al-Isra ayat 23.
Parameter Keimanan dan Hubungan dengan Orang Tua
Ustadz Adi Hidayat menggarisbawahi bahwa tingkat keimanan seseorang tidak hanya diukur melalui ibadah ritual seperti salat atau puasa, tetapi juga dari sikapnya terhadap orang tua.
"Jika seseorang rajin beribadah tetapi bersikap buruk terhadap orang tuanya, maka keimanannya dinilai belum sempurna," tegas beliau. Dengan demikian, bakti kepada orang tua merupakan refleksi keimanan yang nyata.
Bagaimana jika orang tua memaksa anak untuk mengikuti keyakinannya? Menurut Ustadz Adi, dalam kondisi ini, seorang anak Muslim diperbolehkan menolak, tetapi dengan cara yang lembut.
Islam tidak mengajarkan untuk berselisih atau bertengkar dengan orang tua. Sebaliknya, penolakan harus disampaikan dengan penuh hikmah dan rasa hormat, sehingga menjadi sarana dakwah yang efektif.
Tetap Menjalin Hubungan Harmonis
Ayat Al-Quran juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang tua, bahkan dalam perbedaan keyakinan. Frasa "wasahibhuma fid-dunya ma'rufa" (dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik).
Pernyataan diatas menegaskan bahwa seorang anak wajib memberikan yang terbaik kepada orang tuanya. Hal ini meliputi menyantuni mereka, memberikan perhatian, serta membantu dalam kebutuhan sehari-hari tanpa memandang keyakinan mereka.
Dakwah Melalui Akhlak
Dalam kajian tersebut, Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh konkret bagaimana seorang anak Muslim dapat berdakwah kepada orang tua yang non-Muslim melalui akhlak mulia. Salah satu yang ditekankan adalah menerapkan akhlak yang baik.
Misalnya, seorang anak dapat menunjukkan rasa terima kasih dengan memberikan hadiah, membantu saat sakit, atau menunjukkan penghormatan kepada orang tua atas jasa mereka. Hal ini dapat menjadi pintu masuk untuk menyampaikan nilai-nilai Islam secara halus.
Contoh dari Kisah Sahabat