Ustadz Adi juga mengingatkan tentang kisah Amar bin Yasir, seorang sahabat Rasulullah SAW, yang menghadapi ibunya yang berbeda keyakinan. Meskipun ibunya memaksanya untuk meninggalkan Islam, Amar tetap memperlakukan ibunya dengan baik, mendoakannya, dan tidak pernah memutus hubungan. Contoh ini menjadi teladan bagi umat Muslim dalam menghadapi situasi serupa.
Salah satu langkah pertama yang dianjurkan Ustadz Adi adalah memperbanyak doa untuk orang tua. Doa yang tulus agar Allah memberikan hidayah dan kebaikan kepada mereka adalah bentuk bakti yang luhur. Selain itu, doa juga merupakan cara untuk mempererat hubungan spiritual antara anak dan orang tua, meskipun terdapat perbedaan keyakinan.
Ikhtiar Tanpa Menentukan Hasil
Sebagai seorang Muslim, tugas kita adalah berikhtiar untuk menyampaikan nilai-nilai Islam dengan cara yang terbaik. Namun, hasilnya sepenuhnya berada di tangan Allah. Ustadz Adi mengingatkan bahwa seorang anak tidak boleh memaksakan kehendak, tetapi harus tetap bersabar dan berbaik sangka terhadap takdir yang Allah tetapkan.
Akhlak mulia adalah salah satu aset terbesar umat Muslim dalam berdakwah. Dengan memperlihatkan sikap hormat, kasih sayang, dan kebaikan kepada orang tua yang non-Muslim, seorang anak Muslim dapat menunjukkan keindahan ajaran Islam tanpa harus berbicara secara langsung tentang agama.
Praktek Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh konkret yang dapat dilakukan adalah memberikan perhatian pada kesehatan orang tua, seperti mengantar mereka ke rumah sakit atau memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. Selain itu, memberikan hadiah kecil atau menyediakan waktu untuk bercengkrama juga dapat menjadi bentuk bakti yang sederhana tetapi bermakna.
Islam memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seorang anak Muslim dapat tetap berbakti kepada orang tua yang non-Muslim. Dengan menjunjung tinggi akhlak, memperbanyak doa, dan menjaga hubungan harmonis, seorang anak dapat menjadi teladan kebaikan yang mungkin membuka pintu hidayah bagi orang tua mereka. Panduan ini tidak hanya relevan dalam konteks keagamaan tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal yang dapat diterapkan oleh siapa saja. (*)