KRjogja.com - Tuhan Allah SWT akan menyiksa orang yang punya penyakit. Namun tidak semua penyakit yang bakal dapat siksa. Hanya penyakit tertentu saja.
Penyakit itu adalah penyakit hati, berupa penyakit syahwat dan syubhat.
Maka itu, manusia harus menata hati, membersihkan hati dari penyakit yang dapat mendatangkan siksa pada hari kiamat.
Baca Juga: Zodiak 14 Mei 2025 Saatnya Berani Ambil Langkah Baru untuk Libra hingga Pisces!
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri mengatakan hati selamat akan selamat dari siksa Allah pada hari Kiamat adalah hati yang selamat dari penyakit syahwat dan syubhat, yaitu hati yang berserah diri kepada Tuhannya dan perintahNya.
Di dalamnya tidak ada sedikit pun penentangan terhadap perintah Allah dan penolakan terhadap pemberitaanNya.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menuliskannya di buku Ensiklopedi Manajemen Hati.
Baca Juga: Tiongkok Klaim Kuasai Gugusan Pasir Kecil di Laut China Selatan, Filipina Lancarkan Aksi Balasan
Dikatakan hati yang selamat itu yakni yang tidak menginginkan sesuatu apa pun selain Allah dan perintahNya. Hati itu tidak menginginkan kecuali Allah. "Hati itu tidak mengerjakan kecuali apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan," kata Syaikh Muhammad.
Dia menerangkan hanya Allah semata tujuannya. Perintah dan syariat Allah adalah perantaranya. Tidak ada syubhat yang menghalangi antara pembenaran pemberitaan Allah. Tidak ada syahwat yang menghalangi antara dia dengan menuruti keridhaanNya.
"Kapan saja hati seorang hamba seperti demikian, maka dia akan selamat dari kesyirikan, bid’ahbid’ah, kemaksiatan-kemaksiatan, kesesatan, dan kebatilan," katanya.
Ditegaskan hati selamat adalah hati yang berserah diri untuk beribadah hanya kepada Allah karena rasa cinta dan rasa takut, juga karena rasa harap.
Pemilik hati itu berserah diri kepada perintahNya dan RasulNya karena pembenaran dan ketaatan. Pemilik hati itu menerima keputusan Allah dan takdirNya tanpa menuduh dan menentangNya, juga tidak murka terhadap takdir takdirNya.
Pemilik hati itu benar benar pasrah terhadap Tuhannya karena kepatuhan, ketundukan, kehinaan, dan penghambaan.
Dia menerangkan seluruh keadaannya, perkataannya, dan amal perbuatannya baik yang nampak maupun yang tidak nampak, menerima segala yang datang dari Rasulullah SAW. Hamba yang memiliki hati seperti itu mencintai para wali Allah dan golonganNya yang beruntung, yang membela agamaNya dan sunnah nabiNya SAW, yang melaksanakannya, serta mendakwahkannya.