Di Akhirat, Allah Menyiksa Orang yang Berpenyakit, Ini Alasannya

Photo Author
- Rabu, 14 Mei 2025 | 08:20 WIB
Umat Muslim beribadah di masjid  (pexels : Hakam Magdea)
Umat Muslim beribadah di masjid (pexels : Hakam Magdea)

KRjogja.com - Tuhan Allah SWT akan menyiksa orang yang punya penyakit. Namun tidak semua penyakit yang bakal dapat siksa. Hanya penyakit tertentu saja.
Penyakit itu adalah penyakit hati, berupa penyakit syahwat dan syubhat.

Maka itu, manusia harus menata hati, membersihkan hati dari penyakit yang dapat mendatangkan siksa pada hari kiamat.

Baca Juga: Zodiak 14 Mei 2025 Saatnya Berani Ambil Langkah Baru untuk Libra hingga Pisces!

Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri mengatakan hati selamat akan selamat dari siksa Allah pada hari Kiamat adalah hati yang selamat dari penyakit syahwat dan syubhat, yaitu hati yang berserah diri kepada Tuhannya dan perintah­Nya.

Di dalamnya tidak ada sedikit pun penentangan terhadap perintah Allah dan peno­lakan terhadap pemberitaan­Nya.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menuliskannya di buku Ensiklopedi Manajemen Hati.

Baca Juga: Tiongkok Klaim Kuasai Gugusan Pasir Kecil di Laut China Selatan, Filipina Lancarkan Aksi Balasan

Dikatakan hati yang selamat itu yakni yang tidak menginginkan sesuatu apa pun selain Allah dan perintah­Nya. Hati itu tidak menginginkan kecuali Allah. "Hati itu tidak mengerjakan kecuali apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan," kata Syaikh Muhammad.

Dia menerangkan hanya Allah semata tujuannya. Perintah dan syariat Allah adalah perantaranya. Tidak ada syubhat yang menghalangi antara pembenaran pemberitaan Allah. Tidak ada syahwat yang menghalangi antara dia dengan menuruti keridhaan­Nya.

"Kapan saja hati seorang hamba seperti demikian, maka dia akan selamat dari kesyirikan, bid’ah­bid’ah, kemaksiatan­-kemaksiatan, kese­satan, dan kebatilan," katanya.

Ditegaskan hati selamat adalah hati yang berserah diri untuk beribadah hanya kepada Allah karena rasa cinta dan rasa takut, juga karena rasa harap.

Pemilik hati itu berserah diri kepada perintah­Nya dan Rasul­Nya karena pembenaran dan ketaatan. Pemilik hati itu menerima keputusan Allah dan takdir­Nya tanpa menuduh dan menentang­Nya, juga tidak murka terhadap takdir takdirNya.

Pemilik hati itu benar benar pasrah terhadap Tuhannya karena kepatuhan, ketundukan, kehinaan, dan penghambaan.

Dia menerangkan seluruh keadaannya, perkataannya, dan amal perbuatannya baik yang nampak maupun yang tidak nampak, menerima segala yang datang dari Rasulullah SAW. Hamba yang memiliki hati seperti itu mencintai para wali Allah dan golongan­Nya yang beruntung, yang membela agama­Nya dan sunnah nabi­Nya SAW, yang melaksanakannya, serta mendakwahkannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jadwal Puasa Rajab 2025-2026 dan Bacaan Niatnya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:40 WIB

Mengumpat Bisa Bikin Tubuh Makin Pede?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:40 WIB
X