KRJogja.com - Percayalah pada taqdir yang telah ditetapkan Allah SWT menjadi salah satu komponen rukun iman.
Yang menjadi dasar dalam keyakinan dan pemikiran adalah apa yang dimaksud dengan takdir atau qadar.
Baca Juga: Jelang Laga Chelsea kontra PSG, Dua Pelatih saling Puji
Dengan pemahaman itu akan menjadi dasar dalam menyikapi setiap kejadian, peristiwa yang menimpa dunia ini.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah saat ditanya tentang qadar, maka jawaban yang diberikannya panjang lebar, yang berisi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah secara umum mengenai.
Diantara pernyataannya sebagaimana ditulis di kitab Majmuu'ul Fatautaa Syaikbul Islam, (VIII/449-450).
Baca Juga: Gunung Api Dieng Status Waspada, Dilarang Memasuki Kawah Timbang
Dia mengatakan Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah jika ditanya mengenai masalah takdir dan yang lainnya ialah (sesuai dengan) apa yang ditunjukkan oleh al-Qur'an dan as-Sunnah serta apa yang diikuti para, as-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
Yaitu, bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Rabb, dan Yang menguasainya. Termasuk juga di dalamnya semua benda yang berdiri sendiri dan sifat-sifatnya yang menyatu dengannya, berupa perbuatan-perbuatan hamba dan selain perbuatan-perbuatan hamba.
Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi. Tidak ada sesuatu pun dalam wujud ini melainkan terjadi dengan masyi'ah (kehendak) dan kekuasaan-Nya.
Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi kehendakNya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, bahkan Dia mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi, dan apa yang tidak akan terjadi, yang seandainya terjadi, bagaimana terjadinya.
Termasuk dalam kategori hal itu adalah perbuatan-perbuatan para hamba dan hal lainnya.
Allah telah menetapkan ketentuan-ketentuan paramakhluk sebelum menciptakan mereka, Dia telah mencatat ajal, rizki, dan perbuatan mereka, menuliskan hal itu, dan memuluskan perjalanan mereka berupa kebahagiaan dan kematian.
Mereka mengimanimani penciptaan dan kekuasaan-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-Nya terhadap segala sesuatu yang telah terjadi, ilmu-Nya terhadap berbagai hal sebelum terjadi, takdir-Nya untuknya, dan Pencatatan-Nya terhadap berbagai hal tersebut sebelum terjadinya.