Sebagai pasar rakyat, Pasar Potrojayan memiliki suasana khas dengan aktivitas jual beli yang dimulai sejak pagi hari. Pedagang dan pembeli membangun interaksi sosial yang erat melalui kegiatan tawar-menawar, menjadikan pasar ini tidak hanya sekadar tempat transaksi, tetapi juga ruang kebersamaan masyarakat.
Pasar Potrojayan juga menjadi salah satu penopang ekonomi lokal karena banyak pedagang kecil yang menggantungkan mata pencahariannya di sini.
Pemerintah daerah melalui pengelola pasar terus berupaya menjaga kenyamanan dan ketertiban dengan menyediakan fasilitas dasar seperti kios, los, area parkir, serta sarana kebersihan.
Dengan pendekatan yang konsisten, dukungan teknologi, serta partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, UPTD Pelayanan Pasar Wilayah IV Sleman berkomitmen untuk menghadirkan pasar rakyat yang tidak hanya bertahan, tetapi mampu tumbuh, maju, dan berdaya saing.
Di tengah gempuran ritel modern dan perubahan pola konsumsi masyarakat, pasar tradisional tetap memegang peran penting sebagai penyangga ekonomi lokal dan ruang interaksi sosial budaya.
UPTD IV hadir bukan hanya sebagai pengelola administratif, melainkan sebagai pendamping transformasi pasar rakyat menuju masa depan yang lebih profesional, inklusif, dan bermartabat.
Pengelolaan pasar tradisional tidak lagi cukup hanya dengan pendekatan konvensional. Diperlukan sinergi antara pembinaan, inovasi teknologi, dan revitalisasi infrastruktur agar pasar benar-benar menjadi ruang ekonomi yang modern namun tetap berpihak kepada masyarakat kecil.
Dengan peran aktif UPTD Pelayanan Pasar Wilayah IV, ketujuh pasar yang dikelola tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga simbol ketahanan ekonomi lokal dan pusat kehidupan sosial yang dinamis.
Komitmen ini menjadi pondasi penting dalam mewujudkan visi Sleman sebagai daerah yang mandiri secara ekonomi, berbudaya, dan berkelanjutan. (Fitri Ramadhani-Universitas Amikom Yogyakarta)