Krjogja.com - Bagi sebagian mahasiswa, mencari tempat magang rasanya seperti mencari jodoh: butuh waktu, harus cocok, dan kadang melelahkan di awal.
Magang menjadi salah satu syarat yang mau tidak mau harus dijalani, tetapi proses mencarinya kadang masih sering membingungkan, terutama bagi yang baru pertama kali terjun ke dunia kerja, menentukan tempat yang sesuai passion bisa jadi tantangan tersendiri.
Baca Juga: HUT ke-75 IDI dan HKN ke-61 Berikan Layanan Dokter Spesialis dan Profesi Kesehatan
Hal pertama yang perlu dipahami adalah minat kita sendiri. Banyak mahasiswa asal pilih tempat magang hanya karena ikut-ikutan teman. Padahal, setiap bidang kerja punya ritme dan karakter yang berbeda.
Ada kantor yang cenderung cepat dan penuh tekanan, ada juga yang santai tapi tetap menantang. Kalau dari awal kita sudah tahu apa yang ingin dipelajari, proses mencari tempat magang akan terasa lebih mudah.
Langkah berikutnya, perbanyak referensi. Sekarang ini informasi soal magang tidak hanya berasal dari kampus. Media sosial, portal lowongan, sampai grup-grup mahasiswa di WhatsApp dan Telegram sering membagikan info terbaru.
Tidak ada salahnya membuat daftar beberapa tempat yang menarik, lalu pelan-pelan disaring sesuai kebutuhan. Kadang, kesempatan datang dari tempat yang tidak kita bayangkan sebelumnya.
Setelah punya pilihan, saatnya menyiapkan diri. Meski masih pemula, perusahaan tetap ingin melihat keseriusan calon magangnya. CV sederhana, portofolio seadanya, atau contoh tulisan kecil bisa jadi penilaian penting.
Tidak perlu sempurna, yang penting menunjukkan bahwa kita memang siap belajar. Banyak perusahaan lebih menghargai niat dan usaha dibanding pengalaman panjang.
Hal lain yang juga penting adalah lingkungan kerja. Magang bukan hanya soal menambah pengalaman, tapi juga belajar tentang etika, budaya kerja, dan cara berkomunikasi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda.
Kalau memungkinkan, cari tahu suasana kantornya: apakah mereka ramah dengan anak magang, apakah pekerjaan yang diberikan relevan, atau malah hanya disuruh fotokopi.
Terakhir, jangan takut mencoba. Tidak lolos satu tempat bukan akhir dunia. Banyak mahasiswa yang akhirnya menemukan tempat magang terbaik justru setelah beberapa kali ditolak. Proses ini wajar dan jadi bagian dari pembelajaran itu sendiri. Yang penting, tetap membuka diri dan tidak berhenti mencari.
Pada akhirnya, magang bukan hanya syarat akademik. Ia bisa jadi pengalaman yang membuka jalan karier, memperluas relasi, dan memberi gambaran soal dunia kerja. Selama kita tahu apa yang dicari dan mau belajar, tempat magang apa pun bisa jadi tempat tumbuh yang berharga. (*)
