Pada konteks ini, penutur malah kedengaran aneh, berlebihan, dan ganjil. Padahal, semestinya ia justru menggunakan istilah lokal.
Masuknya entri-entri anyar kedalam KBBI tentu akan semakin memperkaya bahasa Indonesia.
Namun, pemahaman penutur bahasa Indonesia akan entri-entri baru itu menuntut intensitas literasi yang tinggi.
Karenanya, masyarakat perlu membudayakan semangat gemar membaca di pelbagai kesempatan.
Melalui membaca, pengetahuan publik akan kekayaan bahasa sendiri akan meningkat, sehingga rasa cintanya pun bertambah kuat. (*)