Setelahnya, sang empunya pohon akan mengetuk atau mengelus batang pohon. Harapannya adalah pohon tersebut dapat berbuah untuk upacara Hari Raya Galungan.
2. Sugihan Jawa
Sugihan Jawa berasal dari 2 kata: Sugi dan Jawa. Sugi memiliki arti bersih, suci. Sedangkan Jawa berasal dari kata jaba yang artinya luar.
Secara singkat pengertian Sugihan Jawa adalah hari sebagai pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).
Pada hari ini umat melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon.
Upacara Ngerebon ini dilaksanakan dengan tujuan untuk nyomia/menetralisir segala sesuatu yang negatif yang berada pada Bhuana Agung disimbolkan dengan pembersihan Merajan, dan Rumah.
Pada upacara Ngerebon ini, di lingkungan Sanggah Gede, Panti, Dadya hingga Pura Kahyangan Tiga/Kahyangan Desa akan menghaturkan banten semampunya.
Biasanya untuk wilayah pura akan membuat Guling Babi untuk haturan yang nantinya setelah selesai upacara dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Sugihan Jawa dirayakan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang
3. Sugihan Bali
Sugihan Bali memiliki makna yaitu penyucian/pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit (kata Bali=Wali=dalam).
Tata cara pelaksanaannya adalah dengan cara mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang sudah semakin dekat. Sugihan Bali dirayakan setiap hari Jumat Kliwon wuku Sungsang
4. Hari Penyekeban
Rangkaian ini dilaksanakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan. Tujuannya adalah mengekang diri agar tidak melanggar hal-hal salah dalam agama.
5. Hari Penyajan
Lebih lanjut, ada Hari Penyajan yang diperingati tiap Senin Pon wuku Dungulan. Berasal dari kata 'Saja' yang berarti benar, hari ini memiliki makna filosofis memantapkan diri demi Hari Raya Galungan.