Dinas P dan K Jateng Kembangkan STEFA dan PROTEFA

Photo Author
- Minggu, 16 Mei 2021 | 17:50 WIB
Dr Hari Wuljanto MSi
Dr Hari Wuljanto MSi

SEMARANG, KRJOGJA.com- Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Propinsi JawaTengah Dr Hari Wuljanto SPd MSi menyampaikan banyak produk karya unggulan mahasiswa SMK di Jateng butuh hilirisasi yang bisa diterapkan ke masyarakat serta bisa diketahui dan dibeli (dimanfaatkan) masyarakat luas.

Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas P dan K JawaTengah Dr Hari Wuljanto SPd MSi didampingi Kepala SMKN 6 Semarang Dra Almiati Msi dan Kepala SMKN Bawen Imam Syafii STP kepada pers di Semarang, Rabu (11/5/2021) terkait dengan rencana peluncuran aplikasi Sistem Informasi Produk Teaching Factory (STEFA) sebagai media informasi dan pemasaran produk teaching factory (TEFA) dari SMK se-Jateng.

“Persoalannya, belum semua produk unggulan dan inovatif karya siswa SMK diketahui masyarakat luas. Padahal banyak produk yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Sehingga diharapkan STEFA bisa menjadi ajang komunikasi dan semacam lapak jual beli produk inovatif siswa SMK se-Jateng bagi masyarakat luas. Hal ini sekaligus untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa SMK. Di antaranya melalui proses belajar yang menghasilkan produk barang dan jasa secara nyata, bukan hanya teori” ujar Plt Ka Dinas P dan K Jateng Dr Hari Wuljanto Msi.

Sejalan dengan itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng bermaksud mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Produk Teaching Factory (STEFA) sebagai media informasi dan pemasaran produk teaching factory.

Layanan STEFA ini, tambah Dr Hari Wuljanto, diikuti keberadaan program mempromosikan produk teaching factory (PROTEFA) kepada masyarakat luas.yang sebelumnya sudah dimiliki Dinas P dan K Jateng. STEFA dan PROTEFA didukung pula oleh kurikulum SMK dengan meningkatkan kompetensi berbasis dunia usaha, industri, dan kewirausahaan dengan mengembangkan kurikulum berbasis produksi (teaching factory/TEFA).

Sementara itu SMKN 6 Semarang dan SMKN Bawen Kabupaten Semarang dua di antara puluhan SMK yang sudah menerapkan teaching factory (TEFA) pada kurikulumnya dan secara bertahap Dinas P dan K Jateng mengharapkan semua SMK di Jateng nantinya bisa menerapkan kurikulum berbasis TEFA. Karena lewat TEFA bisa meningkatkan mutu lulusan sehingga menurunkan angka pengangguran luluan SMK yang dianggap tinggi dan masih menjadi kekawatiran masyarakat kalau sekolah vokasi dituding sebagai pencetak pengangguran di masyarakat..

Diketahui sekolah vokasi SMKN 6 Semarang yang dipimpin Dra Almiati Msi dan SMKN Bawen yang dipimpin Imam Syafii STP memiliki banyak terobosan dan produk hasil keahlian siswa SMK melalui penerapan kurikulum berbasis TEFA. Hal ini sekaligus menepis stigma buruk dan kekhawatiran di tengah masyarakat tentang sekolah vokasi yang mencetak pengangguran.

''Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi lulusan juga dengan mengembangkan kurikulum berbasis produksi (teaching factory),'' imbuh Dr Hari W.

Imam Syafii menjelasan penerapan program ini bahkan membuat sekolah yang dia pimpin kini memiliki produk unggulan. Misal berupa paket wisata edukasi peternakan dan pertanian yang siap ditawarkan untuk para siswa berbagai sekolah di Indonesia maupun mayarakat umum di atas lahan milik sekolah.

Adapun Almiati menjelaskan siswa sekolah itu bahkan kini piawai membuat seragam kantor dan perlengkapannya yang bisa dipesan apabila masyarakat membutuhkan. Selain itu terdapat pengelolaan kafe, restoran, dan penginapan belasan kamar dengan bekerjasama dengan salah satu jaringan hotel Indonesia. (sgi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X