SEMARANG, KRJOGJA.com - Beberapa hari belakangan ini beberapa WA Group (WAG) bermunculan foto seorang perempuan mengenakan busana wisuda (kebaya dan toga) naik becak dan foto dia dengan latar belakang kota Inggris. Pesan yang tertulis intinya 'masih ingat sarjana anak tukang becak?'
Dialah Raeni alumni Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes), anak dari pasangan seorang penarik becak, Mugiyono (59) dan Sujamah (56) warga Gang Apel RT 6 RW 2 No 24 Kel Langenharjo Kabupaten Kendal. Di bulan Juni 2014 dirinya menjadi sorotan publik manakala diantar dengan becak bapaknya dia menuju auditorium kampus Unnes untuk ikut wisuda. Peraih beasiswa bidikmisi ini-pun dinyatakan sebagai lulusan cumlaude sekaligus lulusan terbaik Unnes denganI IPK 3,96 masa studi 3 tahun 6 bulan 10 hari.
Tak salah kalau Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum sangat memberi perhatian anak muda yang meski ada keterbatasan ekonomi orang tua tetapi tetap gigih berprestasi gemilang. Saat itu Rektor menyambut sendiri langsung Raeni dan bapaknya untuk bersama-sama masuk gedung auditorium Unnes mengikuti acara wisuda.
Waktu terus berlalu, si anak tukang becak yang cita-cita asalnya ingin menjadi guru dan berubah ingin menjadi dosen manakala dia lulus S1 ini saat ini sedang menempuh studi S3 di Universitas Birmingham Inggris dengan beasiswa pemerintah Indonesia LPDP RI. Setelah lulus S1, Raeni melanjutkan studi S2 di Inggris dengan beasiswa LPDP tersebut. Usai lulus S2 Desember 2016 dia melamar dan diterima sebagai dosen di almamaternya Unnes, kemudian melanjutkan studi S3 di Inggris yang saat ini ada di tahun kedua dari rencana 4 tahun studi.
"Matur nuwun. Tapi saya masih studi, tahun kedua dari program 4 tahun. Terima kasih banyak atas doa dan dukungannya" isi balasan WA Raeni dari no HP Inggris saat KRJOGJA.com menghubunginya.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyampaikan sosok Raeni merupakan salah satu sosok alumni Unnes yang sangat menginspirasi banyak remaja generasi muda. Karena banyak prestasi di tengah keterbatasan tersebut, Raeni saat itu diundang ke Jakarta oleh sejumlah petinggi negeri seperti Sri Mulyani, Mendikbud Muhammad Nuh, dan Presiden Presiden SBY.
"Unnes pun menjadikan Raeni sebagai dosen non PNS setelah lulus S2 dan berharap Raeni setelah lulus S3 segera kembali ke Unnes untuk bisa diajukan sebagai dosen PNS dan bisa berkarir sebagai dosen dan peneliti serta nantinya meraih jabatan fungsional tertinggi sebagai guru besar," ujar Rektor.
Sementara itu KRJOGJA.com mengunjungi rumah bapaknya Raeni (Mugiyono), bapaknya menyebut meskipun telah menjadi dosen di Unnes dan studi di Inggris, Raeni di mata orangtuanya masih seperti dulu. Di dinding ruang tamu rumah berukuran 5 meter x 14 meter, berdinding kayu dan berubin kuno terpasang sertifikat dan beberapa foto Raeni dengan sejumlah pejabat. Tidak ada sepeda motor, hanya ada dua sepeda ontel yang diparkir di dalam ruangan itu.
Mugiyono yang kini berprofesi sebagai penjaga malam SMKN 1 Kendal ini bercerita bahwa Raeni adalah anak yang baik. Ia bisa mengangkat derajat keluarganya. Mugiyono mengaku tidak sia-sia berkorban untuk anak nomor duanya itu.
"Saat masih mengajar sebelum melanjutkan S3 nya, setiap minggu, bila tidak ada kegiatan, Raeni selalu pulang ke rumah. Di rumah, ia juga mengajari anak-anak mengaji di mushala yang ada di sebelah,"ujar Mugiyono.
Bagi Mugiyono, melihat keberhasilan anaknya itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri. Raeni memang sosok sangat inspriratif sehingga Unnes tahun 2018 lalu minta dirinya memberi motivasi pada para pencari beasiswa di sebuah acara di kampus Unnes. Karya dan prestasi dirinya yang menginspirasi banyak orang saat ini dinanti. Foto foto instragram @raeni_raeni yang menampilkan banyak aktivitas dia di Inggris menyiratkan kebahagiaan dan semangat tinggi meraih prestasi untuk negeri dan ditunggu di almamater Unnes dengan ijazah S3 nya nanti. (Sgi/Ung)