SEMARANG, KRJOGJA.com - Lomba lari Borobudur Marathon (BorMar) 2019 dinilai sebagai puncak event sport tourism tahun ini. Lomba yang akan dilaksanakan 17 November mendatang, dan rutenya akan melewati 19 Desa, akan menjadi tolok ukur di bidang kepariwisataan dan olahraga. Untuk itu, semua elemen yang terlibat di event tahunan tersebut diminta untuk 'total football'.
Demikian dikatakan Kepala Disporapar Jateng Sinoeng Nugroho Rahmadi, saat membuka rapat finalisasi event, Rabu (30/10) di Kantor Disporapar Jateng, di Semarang. "Saya ingin mengibaratkan seperti semangat Tim Orange atau Timnas Belanda saat berlaga. Mereka total football dalam bermain. Kita juga demikian, maksimalkan kontribusi untuk Borobudur Marathon 2019 sesuai bidang masing-masing,†tuturnya.
Rapat dihadiri oleh semua elemen panitia, di antaranya Polres Magelang, Protokol, Balai Konservasi dan lainnya. BorMar 2019 akan memperlombakan tiga kategori, marathon, half marathon, dan 10 K. Lomba akan diikuti 11.000 pelari dari 35 negara. Hadiah total yang akan diperebutkan Rp 2,8 M.
Dalam rapat diungkapkan juga keterlibatan Karang Taruna Kabupaten Magelang. Mereka akan difungsikan sebagai marshall, sehingga diharapkan lomba berlangsung sukses.
Para pelari akan menyusuri 19 desa dan melewati 32 sekolah. "Perlu ada edukasi para marshall, sehingga mereka yang bertugas paham akan tugas dan tanggung jawabnya," tutur Kabid Keolahragaan Disporapar Jateng Agung Hariyadi.
Sementara itu Kapolres Magelang AKBP Pungky Bhuana Santoso menjelaskan, pengamanan disepanjang rute yang akan dilewati berbeda tahun lalu. "Petugas tidak lagi menghadap ke lintasan, tetapi menghadap ke penonton. Ini dilakukan agar menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya. (Bdi)