DBD Meningkat, Anak Perlu Dilibatkan jadi Jumantik

Photo Author
- Jumat, 15 Maret 2019 | 11:53 WIB
dr Kanti Ratnaningrum MSc saat melakukan aktivitas di lab (foto Ist)
dr Kanti Ratnaningrum MSc saat melakukan aktivitas di lab (foto Ist)

SEMARANG, KRJOGJA.com - Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dalam istilah medis sering disebut Dengue haemorragic fever (DHF) merupakan penyaki yang disebabkan virus dengue. Infeksi virus ini dapat terjadi pada semua usia dan sebagian besar mengenai anak-anak (95% di derita anak < 15 tahun). 

Virus ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes sp. yang bermotif belang-belang hitam putih. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam 3-5 hari, kadang disertai adanya bintik kemerahan di bawah permukaan kulit.

Menurut dosen Fakultas Koedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dr Kanti Ratnaningrum MSc, akhir-akhir ini di kota Semarang, kasus DBD mengalami peningkatan karena perubahan cuaca dan peningkatan curah hujan. Perkotaan dengan pemukiman padat peduduk mempemudah nyamuk berpidah dari satu rumah ke rumah lainnya. 

Upaya untuk menurunkan kasus DBD, kata Kanti tidak hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan tetapi juga masyarakat. Program 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik) menjadi titik tolak berkurangnya kasus DBD. Program ini melatih warga untuk mandiri berkontribusi melakukan upaya pencegahan DBD.

Pelatihan jumantik sebaiknya juga melibatkan anak-anak melalui pelatihan jumantik cilik pada doketer kecil di ingkungan SD. Diharapkan anak-anak ikut aktif menjadi bagian dari jumantik, mendapat pengetahuan bentuk jentik-jentik nyamuk dan bagaimana cara menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Cara ini efektif membantu orang tua menjaga lingkungan rumah tetap bersih tanpa jentik.

“1 rumah 1 jumantik menjadi hal yang wajib digalakkan bersama. jika jumantik aktif, Semarang bisa terbebas dari wabah DBD. Setiap warga bisa jadi pahlawan termasuk anak-anak. 1 rumah 1 jumantik, warga Semarang bebas dari jentik” ujar dr Kanti Ratnaningrum MSc yang juga Anggota Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasitik Indonesia (P4I) / The Indonesian parasite control association. (sgi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X