SALATIGA - Kasus kekerasan kepada anak dan perempuan di Salatiga tahun 2023 ini terjadi 35 kasus. Kasus tersebut terdiri 14 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 21 kasus kekerasan terhadap anak. Kekerasan didominasi kekerasan fisik, yakni sebanyak 9 kasus.
Selanjutnya untuk kekerasan seksual 8 kasus, kekerasan psikologis 7 kasus, penelantaran anak 3 kasus, soal hak asuh anak 3 kasus dan perkara lainnya 5 kasus. "Sebanyak 21 kasus sudah closed (selesai) kemudian yang masih proses 10 kasus dan rujukan 4 kasus," ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Salatiga, Yuni Ambarwati kepada Krjogja.com, Selasa (01/08/2023).
Menurutnya, DP3APPKB melakukan berbagai upaya dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Pelayanan yang diberikan dinas menyesuaikam kebutuhan korban, diantaranya mediasi, pendampingan psikolog, rujukan dan rumah aman.
[crosslink_1]
Sedangkan upaya untuk menekan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, melalui sosialisasi pencegahan kepada masyarakat. Dengan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan DP3APPKB, kesadaran masyarakat meningkat untuk tidak melakukan kekerasan.
Dari data Simfoni DP3APPKB Salatiga jumlah kekerasan di Salatiga meningkat, dari 28 kasus di tahun 2021 menjadi 45 kasus pada tahun 2022. Menurutnya, upaya pemerintah ini tidak bisa lepas dari kesadaran bersama dalam mencegah kekerasan yang dimulai dari keluarga, RT/RW dan kelurahan hingga akhirnya seluruh masyarakat. "Peran keluarga, tokoh masyarakat atau tokoh agama juga menjadi kunci penekanan kasus kekerasan kepads anal dam perempuan," pungkasnya. (Sus)
