Islam Nusantara Bakal Jadi Mercusuar Dunia

Photo Author
- Selasa, 22 Mei 2018 | 01:11 WIB

SEMARANG, KRJOGJA.com - Tokoh muda Tionghoa Semarang, Haryanto Halim saat memberikan pendapat dalam forum Silaturahmi Ramadhan Pengelola Pusat Ibadah dalam rangka Mewujudkan Jawa Tengah Rukun dan Damai, mengemukakan susasana kehidupan antar umat beragama di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang sangat kondusif dan toleran. 

Hal tersebut dibuktikan saat dirinya hadir pada Festival dan Karnaval Dugderan Semarang. Dimana dirinya sempat bersengkrama dengan para penari dan peserta yang mayoritas muslim dan muslimah, semuanya menanggapi dengan baik, sopan dan mengesankan. 

"Saya merasakan adanya gairah dalam kehiodupan antar umat beragama dan antar etnis. Saya kita mereka tahu kalau saya warga keturunan Tionghoa, namun mereka tak merasakan ada sekat. Karena itu saya sangat terkesan dan saya berpikir iklim sejuk yang telah terbangun ini memberikan impact yang luar biasa bagi kerukunan antar umat beragama dan antar etnis di Jawa Tengah ini", ungkap Haryanto Halim saat menyampaikan pendapat dan harapannya di dampingi Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Dr Noor Achmad MA, di hadapan hadirin dari lintas agama di MAJT, Senin (21/05/2018).

Lebih lanjut, Haryanto Halim yakin Islam Nusantara atau Islam yang berkembang di Indonesia akan mampu menjadi mercusuar dunia. Sebab Islam di Indonesia sebagai mayoritas mampu mengayomi umat beragama lain yang minoritas. 

"Islam bisa menjadi payung peneduh kami yang minoritas ini. Saya kira hubungan Islam dengan Cina ini sudah terbangun sejak lama dan Islam Indonesia pun punya tempat di hati masyarakat muslim Cina. Sempat saya ke masjid tertua di Cina dan saya masuk mengucap salam langsung disambut dengan jawaban salam. mereka tanya saya dari mana dan saya jawab dari Indonesia. Lalu mereka menyambut dengan sangat akrab. Karena itu lah kesan Muslim Indonesia sangat baik di negeri Cina", ujar Haryanto Halim.

Dewi, Pegiat Sosial yang juga warga keturunan Tionghoa juga ikut menyampaikan salut dan terima kasih akan adanya forum silaturahmi yang digelar Badan Pengelola MAJT. Meski dirinya pernah memiliki pengalaman dan trauma kegiatannya Festival Imlek di kawasan MAJT dilarang FPI, namun itu berangsur sirna setelah bisa diterima dan duduk bareng dengan lintas agama di salah satu gedung MAJT. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X