SALATIGA, Krjogja.com - Dua gedung rawat inap VVIP RSUD Kota Salatiga terancam mubadzir dan belum bisa dimanfaatkan meskipun sudah selesai dibangun. Rencananya, gedung tersebut mulai ditempati untuk merawat pasien tahun 2018 ini. Namun fasilitas penunjang yakni alat kesehatan (alkes) dan mebeler di gedung belum ada. Karena, RSUDÂ tidak mendapat bantuan dana dari Pemkot Salatiga di anggaran 2018.
Direktur RSUD Salatiga, Agus Sunaryo ditemui Krjogja.com menjelaskan dua gedung VVIP memang sudah selesai dibangun dan bisa dimanfaatkan. “Untuk memanfaatkan gedung rawat inap VVIP yang baru ini kami harus menunggu falisitas penunjang seperti alat kesehatan (alkes) dan mebeler di ruang dan lainnya. Tanpa ada fasilitas, dua gedung tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Kami sedang berusaha mencari terobosan agar bisa membiayai sendiri seperti rumah sakit swasta,†jelas Agus Sunaryo, Selasa (02/01/2017).
Agus mengungkapkan manajemen RSUD saat ini bersama dewan pengawas (Dewas RSUD) membahas solusinya agar dua gedung mewah rawat inap yang sudah selesai dibangun ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Manajemen juga akan merekrut karyawan baru (kontrak) untuk pelayanan di dua gedung baru tersebut secara bertahap.
Sedangkan anggota Dewan Pengawas (Dewas) RSUD Salatiga Sri Mulyono mengatakan bahwa dirinya berharap ada perhatian bantuan dana ke RSUD Salatiga dari Pemkot Salatiga (eksekutif) dan DPRD Salatiga (legilatif) untuk melengkapi sarana alkes dan mebeler untuk ruang rawat inap di dua gedung VVIP tersebut. Biaya untuk menunjang kelengkapan tersebut dibutuhkan kurang lebih Rp 27 miliar sampai Rp 30 miliar.
“Dewan pengawas dan manajemen RSUD saat ini sedang berdiskusi mencari jalan keluar untuk mendapatkan anggaran, yang salah satunya adalah dengan cara efiesiensi pendapat yang didapat sendiri oleh RSUD. Bayangkan pendapatan RSUD tahun 2018 ditarget Rp 125 miliar, namun bantuan pengisian gedung di tahun 2018 tidak ada alias nol,†tandas Sri Mulyono kepada Krjogja.com, Selasa (02/01/2017). (Sus)
