Brebes Terendah Capaian Imunisasi Campak & Rubella

Photo Author
- Sabtu, 16 September 2017 | 12:10 WIB

SEMARANG KRJOGJA.Com - Program imunisasi di Jawa Tengah masih belum 100 persen terlaksana. Di beberapa daerah secara keseluruhan hingga Kamis petang, (14/9/2017) jumlah anak yang mendapatkan imunisasi mencapai 92 persen dari sasaran 8,2 juta anak.

"Kendati demikian, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yakin akhir September ini program tersebut dirampungkan di seluruh kabupaten kota," kata Kepala Dinkesprov Jateng, Yulianto Prabowo saat tampil sebagai nara sumber di acara Diskusi Media 2017 "Imunisasi: ‎Perisai dan Keamanan Masa Depan Anak", pada Jumat (15/9/2017) siang. Yulianto juga menjelaskan ada enam kabupaten kota yang masih perlu digenjot agar capaian program ini sesuai sasaran.

Diskusi itu dipandu oleh Chief of Field Office Java Region UNICEF Arie Rukmantara juga menghadirkan Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Siti Atiqoh Supriyanti, Komisariat Daerah KIPI Jateng Wistiani, dan Ahli Imunisasi UNICEF Indonesia Kenny Peetosutan. "Kabupaten Brebes masih 81 persen karena terkendala dengan medan yang tersebar dan sulit, di samping itu juga taraf pendidikan masyarakat yang masih rendah dibandingkan kabupaten lain," kata Yulianto.

Ia memberi contoh ada desa-desa yang tersebar di beberapa kabupaten yang belum 100 persen anak-anaknya mendapat imunisasi campak dan rubella. "Desa Bonjol Kabupaten Temanggung, Buntu dan Kejajar di Wonosobo, Luwang di Sukoharjo, serta ada desa di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, semua masih belum 100 persen," kata Yulianto di RuangTeratai Hotel Horison.

Namun ada delapan kabupaten/kota di Jateng yang sukses melakukan program imunisasi campak dan rubella hingga 100 persen. Kunci suksesnya imunisasi adalah soal perilaku masyarakat. Jika masyarakat paham manfaat imunisasi,maka mereka pasti akan mendukung program pemerintah ini.

Sementara  Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atiqoh Supriyanti mengatakan, salah kendala dalam memaksimalkan gerakan imunisasi di Jateng adalah keterbatasan terkait waktu dan tempat. Ia  mencontohkan saat petugas menemui anak-anak jalanan atau yang putus sekolah. "Imunisasi tidak bisa kami lakukan di tempat. Sweeping pun tidak bisa maksimal," katanya. 

Sejauh ini kader-kader PKK telah bekerja dengan mendata dan menyosialisasikan kepada masyarakat perlunya imunisasi MR. "Di sekolah para guru yang melakukan sosialisasi. Dari 92 persen yang telah mendapatkan imunisasi, 84 persen adalah anak sekolah. Di Posyandu dan Puskesmas untuk para balita," tutur Atiqoh. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X