SEMARANG, KRJOGJA.com - Reparasi payung elektrik Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terus dikebut untuk mengejar agar saat salat Idul Adha 1438 Hijriyah yang diperkirakan jatuh pada 1 September 2017, payung dapat digunakan.Â
Reparasi dikerjakan oleh PT Mega Citra Sentra Persada, senilai Rp 1,8 miliar tersebut, setelah mengalami kerusakan serius pada sistem elektriknya termasuk membrane (kain) payung yang pada robek.
"Kerusakan payung elektrik yang keseluruhannya enam unit ini selain disebabkan oleh faktor cuaca, kecepatan angin, juga perangkat elektrik dan human error,†kata Direktur PT Mega Citra Sentra Persada, Heri Mulyanto, kepada KRjogja.com, Selasa (1/8), usai menghadiri rapat dengan manajemen MAJT yang dipimpin Ketua Dewan Pengurus Pelaksana MAJT Dr KH Noor Ahmad MA dan Sekretaris Drs KH Muhyiddin MAg.
Pengerjakan payung dimulai 24 Juli dan untuk mengejar penggunaan saat salat Id, diperkirakan baru menyelesaikan empat unit dari enam payung yang ada. Prioritasnya pada payung nomor 1, 2, 3 dan 6. Untuk nomor 4 dan 5 selesai pada akhir September. “Kami terus melembur tapi tetap tak dapat merampungkan keseluruhan payung pada saat salat Id,†paparnya.
Heri Mulyanto selaku perancang sekaligus pemroduksi payung elektrik MAJT, menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab kerusakan payung elektrik MAJT. Selain faktor usia yang melebihi sepuluh tahun, juga ada pemasangan elemen yang komponennya kurang berkualitas sehingga kerusakan lebih cepat. Tapi ada pula faktor cuaca esktrem serta ketidakdisiplinan petugas dalam mengoperasikan payung ‘raksasa’ yang juga dimiliki Masjid Nabawi, Madinah tersebut.
Maka, proses reparasi sifatnya tidak mengganti total. Perangkat yang masih berkualitas baik tetap dipertahankan. Hanya membrane atau kain payung yang harus diganti total baik yang robek maupun yang tidak robek dengan garansi dua tahun. “Bila sebelum dua tahun membrane robek, maka wajib kami ganti,†katanya. (Isi)
